Sesaat pertikaian dua kubu pendukung petahana dan oposisi di media sosial seakan redam dengan kasus prostitusi yang di ungkap Polda Jawa Timur.
Yang biasa ngomong politik mendadak beralih ke topik yang lagi hangat. Di medsos ramai gelontoran berita tentang "apem" seharga 80 juta. Konon harga tersebut untuk bayaran oknum artis yang dipesan oleh salah satu pengusaha.
Maka berhari hari kita disuguhkan cerita tentang kisah si artis ketika berada di kota Surabaya. Dan kamera infotainment seakan mendapat momentum untuk berita panas diawal tahun.
Tapi maaf beribu maaf, yang jadi penasaran penulis adalah kenapa dari pihak perempuan yang seakan overexpose, sedang yang lelaki dan juga si pemesan malah seakan luput dari perhatian.Â
Padahal akan lebih berimbang tentang pemberitaan di medsos ataupun media mainstream, kenapa ada seorang lelaki yang berani bayar mahal, 80 juta nggak sedikit lho, jika uang tersebut digunakan beli cilok bisa segerobak penuh deh hehe.
Teringat sebuah lagu dari Samson yang berjudul "Naluri Lelaki" bahwasanya lelaki pantang menyerah untuk memikat wanita. Dan si pemesan seakan membuktikan kedigdayaannya, setumpuk uang bukan masalah, dan membooking artis tentu sebuah prestise yang bisa diceritakan bersama kolega.
Namun memang sepertinya untuk urusan beginian kaum pria lebih" beruntung". Jejak si pemesan tak bisa terungkap, yang didapat adalah si artis, pemberitaan pun nggak berupaya membongkar dari sudut lelaki. Saat oknum artis dibidik kamera, di lain pihak lelaki hidung belangnya malah senyap dari pemberitaan.
Ternyata inilah peristiwa yang sedang kita bahas. Yup lelaki dengan segala apa adanya, biasanya memang selalu diuntungkan. Ya kalau di sebut timpang boleh jadi inilah ketimpangan berita tentang prostitusi.
Apa boleh buat memang namun itulah yang terjadi di negeri ini.allahualam.