Pedih rasanya melihat kau terlelap di tenda pengungsian
Dengan kain seadanya untuk sekedar menahan dinginnya udara malam
Padahal beberapa waktu lalu engkau masih bersamaku dalam senyum cerianya
Rania si bocah cilik itu dalam dekapan kedukaan setelah Lombok didera gempa
.
Berada di tenda pengungsian berdinding banner gambar politisi
Menanti jatah sumbangan yang teramat terbatas
Bangunan poranda semakin tak kuasa melihat kabar duka ini
Terbayang kembali saat bermain dan berlari berputar putar
.
Rania kecil kini di antara kabut duka gempa Lombok
Makan pun seadanya dengan lauk yang terbatas
.
Ku ingin terbang menujumu Rania, bersama Nafisa untuk menjemputmu
Agar kita bisa bermain dan bercanda
Menikmati jajanan dari warung Ummi
Atau bermain petak umpet diantara sekat sekat warnet nenek Hasanih
.
Duka Lombok duka bersama meski katanya bukanlah bencana nasional
Namun korban dan kerugian sudah pula tertaksir
Rania dan juga boneka kain yang kau punya di sana
Mampu tentramkan hatimu meski cuma sementara
Kututup puisi ini dengan air mata
.
Untuk Rania yang sedang tertimpa musibah gempa