Di dampingi Mbak Ella dan Mas Billy, para kompasianer pun di ajak jalan jalan, blusukan di kantornya V-KOOL, selain menjajal simulator untuk kendaraan. Ada juga sebuah alat yang membedakan kaca untuk rumah tinggal yang menggunakan V-KOOL, menurut Mbak Ella di negara negara maju penerapan V-KOOL untuk rumah tinggal maupun bangunan gedung untuk keperluan bisnis.
Penggunaan lampu dalam gedung yang tentu saja akan boros energi bisa terpecahkan dengan penggunaan V-KOOL, cahaya alami matahari yang di gunakan untuk penerangan bisa menghemat energi sehingga lampu lampu pun di gunakan sesuai keperluan, kaca gedung yang di lapisi V-KOOL terasa nyaman meski ruangan di atur dengan AC beban minimal sehingga listrik pun dapat di hemat.
Pantas saja lantai dua yang sering di sebut V-KOOL Lounge yang kaca kaca nya di lapisi V-KOOL terasa adem, berbeda dengan ruang resepsionis yang sengaja tidak di pasang kaca film V-KOOL agar para tamu bisa membandingkan antara ruangan yang tak memakai V-Kool dan ruangan yang memakai V KOOL.
Teknologi V-KOOL memang luar biasa karena menolak sinar Ultra Violet sebesar 99 %. Di negara negara Eropa gedung gedung dan bangunan telah banyak menggunakan V Kool dengan beraga alasan di antaranya ialah hemat energi dan juga faktor keamanan. Kaca yang telah di lapisi V-KOOL tak gampang di pecahkan, menurut Mas Billy untuk satu pukulan pertama kaca yang di lapisi V-KOOL tak akan berpengaruh pada kerusakan, kaca tidak pecah sehingga rumah yang memakai kaca fil V-KOOL relatif aman meski tidak menggunakan teralis.
Menjajal Kendaraan Dengan Lapisan Film V-Kool Di Basement
Crew V-KOOL mempersilahkan para kompasianer menuju basement, maka bersegera pula 15 kompasianer menuju tempat yang di maksud, sebuah mobil terparkir, menurut Mbak Ella bahwa mobil tersebut tidak di pasang kaca film, para kompasianer yang ingin menjajal boleh masuk ke dalam mobil, penulis pun masuk bersama para kompasianer yang juga penasaran dengan test ini, setelah masuk dan dari luar para crew V-KOOL menembakan cahaya lampu ke seluruh penjuru mobil, tak ayal kami pun kepanasan, kendaraan yang tak di lapisi V- KOOL sangat riskan dengan paparan sinar, kabin terasa pengap dan panas serta gerah.
Lalu kompasianer pun di persilahkan untuk menaiki mobil yang telah di pasang dengan kaca film V KOOl, seperti sebelumnya, mobil ‘di guyur’ dengan cahaya lampu ratusan watt, namun anehnya suasana kabin mobil tetap adem dan nyaman, sangat berbeda dengan mobil yang pertama. Melalui alat pengukur yang bernama bernama i-measure para kompasianer jadi tahu perbandingan kenapa mobil yang tak memakai kaca film V-KOOL.
Dengan alat ukur i-measure dapat di ketahui nilai infra red, nilai ultra violet serta cahaya nampak, rumusan ini mengukur sejauh mana kaca film dapat menebuskan cahaya infra red, atau pun memasukan cahaya ultra violet serta cahaya tampak. I Measure di jajal ke mobil yang tidak memakai kaca film dan hasilnya adalah cahaya tampak 25%, ultra violet 1% dan infra red 21%. Berbanding dengan mobil yang telah di lapisi V-KOOL X05 yang menghasilkan angka untuk infra merah 5%, ultra violet 0% dan cahaya tampak 84%.
Hasil untuk kaca film V-KOOL sangat dahsyat sinar ultra violet yang berbahaya bagi tubuh manusia di minimalisir hingga 0% dan cahaya infra merah yang masuk di tekan secara maksimal di angka 5% namun cahaya tampak bisa menembus di angka 80%. Pantas saja beda banget saat menaiki mobil yang di pasang kaca film V-KOOL dengan yang tidak di pasang.