Lembaran biru berseliweran pagi ini
Mengajakku berdansa saat aku masih memakai kain sarung
Titipan untuk mencoblos sang tokoh
Yang berlaga di pemilu tahun ini
Siraman yang di tunggu tunggu juga oleh tetangga kanan kiri
Merekahnya sang mentari di sambut lalu lalang rupiah
Yang menari nari walau embun pagi hampir musnah tersinar mentari
Apakah ini pertanda demokrasi ala negeriku
Setiap jengkal kepercayaan seolah di ukur dengan kertas bernominal ini
Kata sebuah lagu ambil duitnya biar pilihan kita yang punya
Entah berapa milyar perputaran uang pagi ini
Atas nama sebuah kata serangan fajar
Aku pun ikut menari nari ternyata
Dalam dansa lima tahunan tersebut
Dansa yang menghuyungkan lembaran lembaran mata uang rupiah
Jejak ini adalah tradisi dalam keyakinan akan sebuah pilihan
Bukan militansi tapi jejak rupiah yang terbawa
Sekali lagi ini warna demokrasi ala negeri ini
Mungkin lucu,mungkin perih,mungkin ada,mungkin lainnya yang tak ku eja satu satu
9 April di titik satu yang selalu ada:Serangan Fajar Bung!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H