Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Untuk Presiden Baru, Tolong Hapuskan Istilah "Raskin"

4 Agustus 2014   12:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:29 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ada varietas jenis padi yang saya kenal di kampung saya,IR,46,Krewing,lalu dalam perjalanannya saya pun mengenal jenis beras dengan mutu baik seperti Pandan Wangi,Rojolele,Setra Ramos,jenis beras ini biasanya dijual dengan kemasan 5 kilogram di pasar pasar modern,harganya pun lebih kompetitif,namun saya jarang mengkonsumsi beras seperti ini,karena saya beli beras secara ketengan di abang abang penjual beras yang berkeliling atau beli di warung terdekat juga dengan ketengan.

Beras memang mempunyai tempat istimewa,setelah di olah namanya ganti yaitu nasi,sebelum di giling namanya gabah dan saat ditanam namanya padi,berbeda dengan istilah bahasa asing,nama beras ya tetap rice walau belum dimasak ataupun tidak,dan tanamannya pun mungkin disebut rice juga?

Tak heran jika ada survey untuk merumuskan upah buruh,beras menjadi nomor awal untuk disurvey,karena beras adalah makanan pokok.Dari beragam varietas beras yang telah saya sebutkan tadi,ada jenis beras baru,namanya beras raskin,entah siapa yang kali pertama menyebutkan beras jenis raskin ini,beras ini berharga murah dngan kualitas seadanya,menurut saya istilah raskin atau beras untuk rakyat miskin inilah bentuk kearoganan pemerintah,bukankah raskin disuplai oleh pemerintah?

Raskin menjadi kosa kata baru untuk jenis beras yang murah,dengan kualitas seadanya,atau kalau boleh dibilang buruk,untuk Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris,istilah raskin adalah tamparan yang teramat menghinakan bagi rakyat,tidakkah negara mampu menyediakan beras dengan kualitas baik untuk dikonsumsi rakyatnya?Tidakkah ini adalah hal yang begitu menyedihkan,negara sepertinya mempermalukan rakyatnya dengan sebutan beras rakyat miskin.

Sudah saatnya istilah raskin ini dihapus,tugas negara untuk menghapuskan kemiskinan,bukan malah melegalkan kata miskin dan disandingkan dengan kata beras,dan apakah para pejabat yang hebat hebat itu sanggup mengkonsumsi beras miskin yang terkadang berbau apek,pera dan juga cepat basi?

Bisakah para lurah,camat,bupati,gubernur,menteri dan presiden mengkonsumsi raskin seperti mana rakyatnya mengkonsumsi beras seperti ini,untuk presiden baru tolong hapus saja beras raskin,ganti dengan beras kualitas bagus dan namanya pun jangan raskin lagi,sudah saatnya pemerintah baru lebih memperhatikan rakyatnya,ya paling tidak jangan berikan lagi beras kualitas buruk dengan kata raskin,sebuah kalimat yang menurut saya begitu memedihkan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun