Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hiruk Pikuk Politik,Lupakah tentang Olah Raga?

27 September 2014   11:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:18 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pasca reformasi,politik seperti lahan yang menjanjikan untuk terus diselami,terbukti akhirnya para selebriti pun berbondong bondong merimbun dibawah teduhnya pohon bernama parpol,mereka ingin mencicipi sebutan sebagai politisi,16 tahun reformasi berjalan,partai politik pernah mengalami  menggembungakn partai menjadi sangat banyak, namun seiring perkembangan zaman akhirnya partai pun semakin sedikit.

Berbanding dengan dunia olah raga,pasca reformasi, olah raga semakin menemukan hal hal yang membuat kita prihatin, untuk ukuran Sea Games saja, Indonesia semakin keteteran menghadapi kemajuan kemajuan yang terjadi di negara serumpun Asia Tenggara. Di era tahun 70an akhir,80 an serta 90 an.Saat menjadi peserta Sea Games, rasanya sering sekali mendengar lagu ciptaan WR Supratman di arena pertandingan saking banyaknya atlet atlet Indonesia yang meraih medali emas.

Di Asian Games pun medali emas bisa diraih tak sesulit sekarang saat Asian Games Incheon Korea Selatan digelar di bulan ini,ada apa dengan dunia olah raga kita, reformasi di negara kita tidak menyentuh akar olah raga yang sesungguhnya menjadi kebanggaan bangsa. Di olimpiade pun Indonesia mulai kesulitan mendulang emas,dengan hanya mengandalkan cabang bulu tangkis, Indonesia di olimpiade terakhir tahun 2012 malah fuso medali emas,bahkan bulu tangkis gagal meraih satu biji pun medali.

Dunia olah raga Indonesia sepertinya mengalami fase kemunduran dalam segi materi prestasi,atlet atlet kita seolah berhadapan dengan raksasa ras kuning Asia Timur yang begitu digdaya,di arena Sea Games pun Indonesia tertatih di urutan empat atau lima dalam klasemen pengumpul medali,kalah saing dengan Thailand,Vietnam dan Malaysia,ada apa dengan prestasi dunia olah raga nasional?

Politik sudah mengalami reformasi walau belum apa yang diharapkan rakyat, sudah saatnya pemerintah mulai memperhatikan dunia olah raga nasional agar nama Indonesia tak semakin tenggelam,bukan saatnya lagi mengandalkan bulu tangkis melulu di setiap event.Karena event olah raga di dunia mulai Olimpiade,Asian Games serta Sea Games adalah multi cabang, Indonesia semestinya fokus membina cabang yang menyediakan medali dalam jumlah banyak.

Cabang cabang atletik,renang dan juga senam menyediakan jumlah medali yang banyak,di situlah seharusnya Indonesia melakukan pembibitan dengan intensif, jangan malah sarana olah raga yang semestinya bisa selesai tepat waktu malah mangkrak karena dana pembangunannya di korupsi oleh para politisi nakal. Sudah saatnya juga para politisi memikirkan cara yang terbaik untuk membangun kekuatan olah raga nasional. Sudah saatnya wakil rakyat membuat perundangan di ranah politik untuk majunya olah raga nasional.

Indonesia memiliki stok atlet berbakat dan alami yang begitu banyak dari Sabang sampai Merauke, sudah saatnya menerapkan teknologi di arena olah raga, sehingga di satu dekade ke depan atlet Indonesia mampu bersaing dengan negara negara hebat lainnya di arena Olimpiade. Dan yang lebih penting lagi, perhatikan juga nasib mantan atlet yang pernah mengharumkan nama bangsa, setelah tidak mejadi atlet lagi, hidup mereka terus berjalan dan nasib mereka seharusnya negara pun memperhatikan.

Pedih rasanya melihat papan klasemen perolehan medali Asian Games 2014 ini,saat Tiongkok merajalela dengan perolehan emasnya yang sudah mencapai 90 an medali, atlet atlet nasional Indonesia malah belum mendapatkan satu keping pun medali saat ini, rasanya target meraih 8 atau 9 medali emas di Asian Games ini sangat sulit di raih,namun masih ada waktu untuk meraih emas itu,ayo Indonesia kamu bisa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun