Menurut Kompasianer, seberapa penting seseorang menempuh pendidikan Magister (S2) dan Doktor (S3)? Apa saja yang memengaruhi keputusan seseorang untuk melanjutkan studi ke S2 dan S3? Apakah tingginya strata pendidikan berbanding lurus dengan tingginya jabatan, prospek karier, hingga penghasilan? Faktor apa yang membuat Kompasianer enggan melanjutkan studi ke S2 dan S3? Apakah karena kendala biaya, beban belajar yang tak lagi relevan dengan kebutuhan hidup, atau karena tidak adanya program studi yang sesuai dengan minat Kompasianer?
Bagaimana dengan Kompasianer yang sudah menempuh studi S2 dan S3? Keuntungan apa yang Kompasianer dapatkan dengan memiliki gelar Master dan Doktor? Bagaimana relevansi ilmu tersebut dengan pekerjaan yang kini dilakoni?
Sampaikan opini maupun pengalaman Kompasianer terkait topik berikut dengan menambahkan label Lulusan S2 S3 (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.