Sebagai orangtua, bagaimana Kompasianer menilai razia cukur rambut yang biasa terjadi di sekolah? Apakah setuju jika itu kerap dilakukan oleh guru kepada murid?
Jika tidak, prosedur seperti apa yang sekolah bisa lakukan untuk mendisiplinkan rambut agar tampak rapi? Akan tetapi, kalau memang Kompasianer setuju, apakah dengan razia cukur rambut bisa membuat murid jera?
Apakah sulit dan berat bagi guru untuk menghubungi langsung kepada wali murid yang bersangkutan, misalnya, untuk mengomunikasikan perihal kerapian rambut di sekolah?
Silakan tambah label Razia Cukur Rambut (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.