Bagaimana tanggapan Kompasianer soal PPN yang semula 11 persen dan direncanakan naik jadi 12 persen? Apakah nilai tersebut sudah tergolong tinggi bagi kamu?  Pertanyaan besarnya, dapatkah pemerintah meningkatkan daya beli masyarakat dengan dinaikkannya nilai pajak ini? Apakah ini jadi langkah yang tepat oleh pemerintah?Jika hal tersebut justru berkebalikan, apa yang akan terjadi? Atau, pemerintah bisa memperluas objek yang dikenai pajak untuk memperbanyak rasio pendapatan dari pajak? Lalu bagaimana Kompasianer menyiasati pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan seiring harga-harga yang ikut melonjak akibat kenaikan PPN menjadi 12 persen?Silakan tambah label PPN 12 Persen (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

Scale 1-to-10 how good Timnas Indonesia in 2024? Masih ada 4 laga sisa tahun 2025, akan tetapi bagaimana Kompasianer melihat progres Timnas Indonesia sepanjang 2024? Apa saja momen krusial yang sudah dilewati tim ini yang begitu krusial?Kalau ada yang perlu dibenahi guna menyiapkan lanjutan laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, bisa dimulai dari mana? Mengapa itu mesti dibenahi dari sekarang?Silakan tambah label Timnas Indonesia 2024 (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

Kompasianer kerap menumui mobil-mobil yang terparkir di jalan? Apa yang terpikirkan ketika melihat itu? Apakah terganggu atau biasa-biasa saja --karena memang sudah terbiasa? Kompasianer punya pengalaman terkait mobil-mobil yang parkir sembarangan ini? Bagaimana ceritanya?Terlebih, cara seperti apa yang dilakukan untuk mengomunikasikannya dengan tetangga, misalnya, kalau mobilnya terparkir sembarangan di jalan? Silakan tambah label Parkir Sembarangan (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

Kompasianer, pernahkah kamu membuat laporan keluhan atau aduan ke dinas tertentu atau pejabat pemerintah? Apa sih yang waktu itu kamu laporkan? Dan yang lebih penting, apakah laporan itu ditindaklanjuti dengan baik?Ngomong-ngomong, lewat mana kamu menyampaikan aduan itu? Apakah ada posko pengaduan khusus di tempat tinggalmu, atau mungkin kamu lebih sering menggunakan layanan digital seperti aplikasi atau WhatsApp?Apakah kamu pernah mengalami kendala saat melaporkannya? Kendala apa yang dialami? Lalu bagaimana solusinya menurut kamu agar pelayanan publik dapat membenahi diri dengan baik?Selain itu, menurutmu, cara seperti apa yang paling efektif dalam membuat laporan aduan warga?Silakan tambah label Laporan Aduan Warga (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

Kompasianer, sebagai orangtua, pasti kamu ingin yang terbaik untuk anak-anakmu, kan? Nah, apakah kamu setuju atau nggak kalau ikan kaleng kemasan jadi menu program Makan Bergizi Gratis?Ide penggunaan ikan kaleng, termasuk sarden, diusulkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Alasannya, ikan kaleng memiliki kandungan protein yang mencukupi.Nah, Kompasianer, sebagai orangtua bagaimana pendapat kamu mengenai usulan ini? Apakah ide ini layak untuk diterapkan? Apa alasannya? Jika tidak, apa usul atau solusi kamu untuk pengganti menu yang tepat?Bagikan opini kamu terkait hal ini di Kompasiana. Jangan lupa untuk tambahkan label Ikan Kaleng Kemasan pada tiap konten yang kamu buat, ya!

Dunia pendidikan kita pernah mengalami dua era berbeda, ada Ujian Nasional dan tidak ada Ujian Nasional.Nah, Kompasianer, apa pendapat kalian tentang Ujian Nasional? Apakah Ujian Nasional memberikan dampak positif? Atau justru mengundang tantangan dalam dunia pendidikan kita? Kamu lebih setuju ada Ujian Nasional di sekolah atau tidak? Apa alasannya?Sebagai siswa, apakah kalian merasakan perbedaan yang kentara ketika ada maupun tidak ada Ujian Nasional? Menurutmu, sistem mana yang lebih efektif untuk mengukur kemampuan siswa?Untuk orangtua, mana yang membuat mempengaruhi lingkungan belajar anak-anak kalian di rumah, apakah ada Ujian Nasional atau tidak ada Ujian Nasional? Menurut kamu, sistem mana yang menurut lebih mendukung perkembangan pendidikan anak?Selain itu, kami juga ingin tahu bagaimana pendapat dari tenaga pengajar dalam hal ini guru terkait ada atau tidak adanya Ujian Nasional di sekolah. Bagaimana pendapat kamu? Sistem mana yang lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran?Yuk bagikan opini dan pendapat kamu terkait hal ini di Kompasiana. Dan jangan lupa sertakan label Ujian Nasional 2024 pada tiap konten yang kamu buat.

Kalau mendengar istilah "festival film", kira-kira apa yang terpikirkan oleh Kompasianer? Bisakah film-film dari Indonesia bersaing pada ajang film festival? Melihat semakin besar peluang film Indonesia bersaing, kira-kira apa yang jadi keuatan film-film kita bisa bersaing di festival film?Selain itu kami juga mau tahu, dong, apa film-film festival yang jadi rekomendasi Kompasianer? Boleh film Indonesia maupun luar negeri yang pernah ikut festival film. Apa yang membuat film tersebut menarik? Silakan tambah label Rekomendasi Film Festival (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

Kompasianer pernah berada pada situasi yang mana mesti membelikan makanan dan/atau mentraktik teman kantor karena ingin resign? Kalau boleh tahu, kenapa melakukan itu? Dan... kenapa donat atau piza? Kompasianer setuju dengan kebiasan yang mulai dianggap wajar ini terjadi setiap ada teman resign dari kantor? Kalau tidak, apa alasannya? Memangnya tidak ada cara lain, ya, untuk meninggalkan kesan baik sebagai ucapan terima kasih dan perpisahan?Pun, kalau Kompasianer ingin resign dan memang mau mentraktik teman sekantor makanan, kira-kira jajanan apa yang cocok? Kasih rekomendasi, dong, selain donat atau pizza! Silakan tambah label Makanan Resign (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

Kompasianer, menurut kamu apakah penerima Beasiswa LPDP tidak wajib pulang sudah jadi keputusan tepat? Atau, kebijakan tersebut justru harus kembali dievaluasi? Adakah di antara kamu yang menjadi bagian dari alumnus LPDP? Bagaimana pengalaman kamu? Dan apa pendapat kamu terkait ini?Menurut kamu bagaimana caranya memastikan lulusan LPDP memberikan kontribusi nyata bagi bangsa? Apakah penggunaan dana LPDP sudah sesuai dengan kebutuhan prioritas nasional?Yuk, bagikan opini dan gagasan kamu terkait hal ini di Kompasiana. Dan jangan lupa untuk menyematkan label Alumni LPDP pada tiap konten yang kamu buat.

Kompasianer, benarkah meningkatnya kemandirian seseorang saat ini jadi salah satu faktor menurunnya angka perkawinan? Apakah ada pergeseran pandangan di kalangan anak muda tentang perkawinan?Kompasianer, bagaimana menurut kamu? Apakah kemandirian anak muda dan kondisi ekonomi yang menantang benar-benar jadi faktor utama menurunnya angka perkawinan? Atau mungkin ada alasan lain yang juga memengaruhi?Menurut kamu, apa lagi yang berubah dalam pandangan generasi muda tentang pernikahan? Dan kenapa ya, angka pernikahan di Indonesia terus menurun setiap tahunnya?Yuk, bagikan opini dan pandangan kamu terkait hal ini di Kompasiana. Dan jangan lupa untuk menambahkan label Angka Perkawinan Turun pada tiap konten yang kamu buat, ya!