Mohon tunggu...
Topeng
Topeng Mohon Tunggu... -

Seorang Pria Bertopeng, suka berteman dan cinta damai....\r\nsalam tertawa bahagia ... hahahahahahahahahahahahahahaha...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Si Topeng : Jadi Selebriti, Kini Mau Jadi Politisi

30 Juni 2011   02:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:03 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semalaman si Topeng benar-benar tidak bisa tidur. Hatinya terus berbunga-bunga. Khayalnya kian meninggi. Mengapa bisa begitu ? Apalagi kalau bukan karena si Topeng kini sudah berubah menjadi selebriti. What ? Betul. Selebriti di Kompasiana. Wah.. wah.. wah... AMAZING !!!. Hahahahahahahaha...

“Si Topeng : The Rising Star” kata Bung Armand, seorang Dosen yang cerdas, sekaligus merangkap sebagai pengamat selebriti di Kompasiana.

Lalu, apa kaitannya dengan si Topeng tidak bisa tidur ? Jelas, si Topeng tidak bisa tidur semalaman. Karena, sebagai seorang selebriti baru, si Topeng banyak yang minta kenalan. Banyak yang mengajak untuk menjadi teman. Ada juga beberapa teman yang mengaku perempuan memintanya untuk pacaran. Hahahahahahahaha..... Ada yang minta berdiskusi panjang lebar. Ada pula yang masih penasaran ingin tahu lebih jauh mengenai identitas si Topeng.

Wah...wah... dasar si Topeng. Baru juga menjadi selebriti untuk beberapa jam, tingkahnya sudah aneh-aneh saja. Apa itu ? Hape-nya yang baru terisi pulsa sejak seminggu lalu yang kosong, semalaman ikut bekerja keras. Si Topeng terus saja kirim SMS ke teman-temannya se kampung dan sesama santri dan alumni di Pondok Penatren Sableng. Panggilan telepon pun sering ia lakukan dengan memanfaatkan layanan gratis bebas pulsa.

“Si Topeng mengucapkan terima kasih, jika teman-teman bersedia membuka berita penting berikut ini, KLIK : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/06/29/topeng-the-rising-star/ ” demikian bunyi pesan SMS yang disebar ke mana-mana itu.

Dalam waktu sekejap, teman-teman si Topeng jadi heboh. Ada yang bangga dengan prestasi yang baru saja diraihnya. Namun, setelah membaca beberapa isi berita di Kompasiana, kebanyakan mereka cuma geleng-geleng kepala. Mengapa ? Menurut mereka, mana mungkin si Topeng bisa cepat menjadi hebat seperti itu. Mereka tahu kok modal si Topeng kayak apa.

Bunyi dering Hape si Topeng nyaris tak pernah berhenti. Ada yang cuma kirim balasan SMS, terus memberi ucapan selamat. Ada yang menelepon si Topeng dengan tujuan yang sama, sekaligus tanya sana tanya sini, bagaimana dia bisa menjadi selebriti. Banyak juga mereka yang datang langsung ke kamar kos si Topeng, yang tidak jauh dari kawasan pesantren.

Aha... kamar kos si Topeng yang cuma seukuran 3 kali luas liang kubur itu tidak mampu menampung puluhan tamu yang datang. Mereka pun terpaksa duduk-duduk di luar kos, yang dua hari lalu baru saja hendak mengusir paksa penghuninya, karena sudah 3 bulan telat membayar uang sewa bulanan. Obrolan di antara mereka pun terus berlanjut, dengan hanya ditemani oleh beberapa gelas kopi, kripik singkong dan dua bungkus rokok cap jarum pentul yang diperoleh dari warung Mbok Sarwendah dengan cara mengutang.

“Peng, kesimpulannya kamu harus segera menghadap ke Kyai Gendheng nanti sore” saran Indra, teman santri yang dikenal bedegul itu.

“Baiklah teman-teman. Sesuai dengan saran dan dukungan teman-teman, saya akan datang ke rumah Kyai nanti sore. Terima kasih atas saran dan dukungan penuhnya pada saya” balas si Topeng dengan manggut-mangut, lantas ia menyalami satu persatu teman yang hadir di situ saat waktu menjelang shubuh.

Singkat cerita, waktu sore pun telah tiba. Si Topeng sudah berada di rumah Kyai Gendheng. Bla...bla... bla....bla... Panjang lebar si Topeng bercerita. Sampai akhirnya ia pun menyampaikan secara jelas dan tegas apa maksud kedatangannya itu.

“Apa, Peng ?” ucap Kyai Gendheng cukup terkaget.

Hahahahahahahahahahahaha....... Sang Kyai atau guru si Topeng itu terus saja tertawa terbahak-bahak. Hahahahahahahahahahahahahahahahaha..... Si Topeng mulai kelihatan bingung.Ternyata, sang guru terus saja tertawa terbahak-bahak, hampir tak ada jeda untuk berhenti. Hahahahahahahahahahaha....

“Jadi siapa pendukungmu, Peng ?”

“Sudah banyak, guru. Semua teman-teman di kampung, dan para santri sudah siap mendukung saya”

“Terus siapa lagi ?”

“Banyak, guru. Pak Dosen Armand, Mbahwo, Pak Ajinatha, Pak Gusti Bob, dan para akademisi, budayawan dan seniman pun mendukung penuh saya”

“Terus...”

“Mbak Hawa, bung Hery, bung R-82 beserta seluruh anggota dan simpatisan Planet Kenthir pun mendukung penuh saya”

“Terus...”

“Bung Tepe, bung Agus, bung Astoko dan para pengusaha sukses, juga telah siap untuk menjadi Tim Sukses saya”

“Terus....”

“Uni Fitri, Bu Dian, Mbak Edi, Bu Guru Sri dan para kaum ibu-ibu lainnya telah siap mendukung penuh.

“Terus... “

“Dek Cha, Dik Uli, Dik Mimin, dan para kaum ABG lainnya juga siap mendukung penuh”

“Terus...”

“Bung Erri, Bung HH, bung EA, bung Adi Supriadi, para ulama, para insan pers dan filsuf pun telah siap jadi penasehat saya”

“Terus...”

“Pokoknya, banyak sekali guru. Tidak mungkin saya sebutkan satu persatu...”

“Terus..”

“Sekarang, saya tinggal minta restu dari guru...”

“Maksudmu restu apa, Peng? Ora mudheng aku !”

“Saya mau NYALON PRESIDEN, guru”

“Apaaaaaa ? Hahahahahahahahahahahahahahaahaha......”

Si Topeng tampak kaget bukan kepalang. Kini, wajahnya tertunduk malu tidak lagi mampu menatap ke arah sang guru.

“Dasar Topeng GENDENG ! Hahahahahahahahahahahaha... !!!!”

Untuk beberapa saat, si Topeng terus saja terdiam, menunggu saat yang tepat untuk berbicara lagi.

“Jadi, bagaimana permohonan restu saya, guru ?”

“Hahahahahahahahahahahahaha..... Peng, Peng.... kamu lebih baik jadi WONG CILIK saja... yang penting JUJUR, TIDAK SOMBONG, dan teman-teman bisa terus SENANG sama kamu. Halah... kamu jadi kebawa ikut-ikutan kelakuan para SELEBRITI dan POLITISI yang aneh-aneh itu. Hahahahahahahahahaha....”

“Baik, guru” ucap Topeng tergagap.

“Iya, sana lebih baik kamu CARI KERJA. Biar otak kamu gak ikut-ikutan jadi aneh begitu. Ada-ada saja, kamu Peng. Hahahahahahahahahahahahahahaha......”

Si TOPENG masih saja terus terdiam. Kali ini, hatinya tidak bisa tertawa. Hahahahahahahaha.......***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun