Mohon tunggu...
Topeng
Topeng Mohon Tunggu... -

Seorang Pria Bertopeng, suka berteman dan cinta damai....\r\nsalam tertawa bahagia ... hahahahahahahahahahahahahahaha...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hari Ini, Si Topeng Ber-ULMING Ke-2 di Kompasiana

8 Juli 2011   06:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:50 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Usai sholat Jum’at, si Topeng masih saja duduk di dalam masjid. Para jama’ah hampir semua sudah keluar masjid. Kyai Gendheng baru saja bangkit dari tempat duduknya.

“Peng, tumben kamu masih duduk di dalam masjid” ucap Kyai Gendheng seraya menghampiri si Topeng.

“Iya, Guru. Sebentar ada kue buat Guru” kata si Topeng sambil merogoh isi tas ransel yang selalu ia bawa.

“Apa maksudnya ini, Peng ? Kamu ber-ULTAH, ya ?”

“Maaf, bukan ber-ULTAH, Guru. Tapi, saya sedang ber-ULMING ke-2 di Kompasiana...”

“Hahahahahahahahaha... ber-ULMING ?. Ada-ada saja kamu, Peng... Pantesan, Kyai Langit menitip surat buatmu. Nih, suratnya... Hahahahahahahaha...”

Sambil membawa kue ULMING dari Si Topeng, Kyai Gendheng langsung keluar dari masjid. Sementara itu, si Topeng melanjutkan renungannya di hari Ulang Minggu (ULMING) yang ke-2 di Kompasiana.

Tampaknya, si Topeng cukup gembira. Baru dua minggu di Kompasiana ia begitu menikmatinya. Banyak teman baru yang lucu-lucu. Banyak sahabat baik yang cantik-cantik. Pokoknya si Topeng sangat berkesan di rumah barunya. Termasuk pula, saat ia kena fitnah dari Admin, toh ia masih berusaha untuk tertawa.

Fitnah ? Ya, saat tuliannya yang berjudul “Republik Dengkul, Politisi Ngibul, Lebih Baik Macul” diganjar Headline (HL) oleh Admin. Kok, HL dianggap fitnah ?

“Betul, bagaimana enggak fitnah, wong tulisan ngawur dibilang layak dihargai. Hahahahahahahahahahahahahaha... Admin, Admin....kecolongan...” ucap si Topeng saat itu.

Satu lagi, ternyata ada juga yang membuat si Topeng cukup bingung. Apa itu ? Ya, pada saat tulisannya serius, eh tetap saja dianggap lucu dan jadi bahan tertawaan. Akhirnya, ya sudah si Topeng ikut tertawa juga. Hahahahahahahaha....

“Kok, komen-nya tertawa semua, mana nyambungnya dengan isi tulisan ?” katanya.

Amplop isi surat dari Kyai Langit pun dibuka. Lalu, ia baca berulang kali dengan hati-hati. Beginilah isinya.

Peng,

Waktu bukanlah dirimu

Tanpamu

Waktu terus berjalan

Tengoklah mereka

Para Ksatria pada zamannya

Mereka teronggok kaku di bawah tanah

Hanya berteman cacing, belatung, entah kecoa

Para ksatria terus terdiam tak berdaya

Sementara waktu terus berlalu

Melupakan semua tingkah

Mengubur kisah kejayaan mereka

Peng,

Manfaatkan waktumu

Teruslah berkarya

Jangan penah sombong

Agar kamu hidup bermakna

Selamat ber-ULANG MINGGU (ULMING) yang ke-2 di Kompasiana

(dari Kyai Langit Asmara)

Tak terasa, dari bibir si Topeng terucap untaian kata-kata, “Terima kasih teman dan sahabat semua. Si Topeng sangat sayang kalian semua...., Khsusus untuk Mbak Tyas,  semoga cepat sembuh... saya selalu berdoa...”

Hati si Topeng gembira, kian berbunga-bunga. Namun, tak kuat lagi menahan tawa. Hahahahahahahahahahaha.... ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun