Mohon tunggu...
Topaz Aditia
Topaz Aditia Mohon Tunggu... Musisi - Bohemian Thinker

Pemetik Dawai Dawai Lucu | Petualang Roda Dua | Peselancar Literatur | Arsenal FC

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dogma Sang Nihilis

17 Oktober 2022   14:03 Diperbarui: 19 Desember 2022   16:24 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tatkala seseorang mulai mempertanyakan tujuan dan makna kehidupan, serta hal-hal yang akan terjadi setelah kematian... sambutlah kehadiran krisis eksistensial.

Adalah seorang Friedrich Wilhelm Nietzsche dengan konsep pemikirannya bahwa semua manusia dapat menentukan moralitas tanpa adanya ajaran-ajaran dan doktrinasi eksternal. Seperti agama contohnya.

Nihilism adalah sebuah pandangan skeptisisme atas jalannya kehidupan. Semua yang terjadi di dunia dianggap tidak mempunyai arti dan tujuan. Dengan kata lain, berada di dalam ketidak-adaan atau nihil. Tanpa adanya persepsi maupun perspektif terkait dogma agama, norma, budaya, dan berbagai jenis doktrinasi sosial lainnya. Sejatinya penganut aliran ini tidak menganut agama dan norma apapun.

Nihilisme adalah sebuah kontroversi yang mendapat banyak pertentangan dari berbagai kalangan masyarakat. Atas dasar pemahaman dari ajaran ini untuk para pengikutnya agar melupakan ajaran agama, budaya, norma dan lain sebagainya. Bebas berpikir, bebas menjalani hidup. Sebebas melakukan semua hal sesuka hati, termasuk dengan hal-hal yang menyimpang.

Padahal esensi dari dasar pemikiran Nietzsche, paham ini justru mengacu pada hanya pada kebebasan manusia dalam menentukan tujuan hidup sebatas tanpa adanya pengaruh dari faktor eksternal. Sehingga kita dapat melakukan segala sesuatunya berdasarkan tujuan yang sudah kita ketahui.

Nietzsche juga memberikan beberapa studi kasus tentang banyak orang yang baru memahami kehidupan sesaat setelah meninggal. Mengacu pada ajaran-ajaran agama tentang penggambaran surga dan neraka sebagai kehidupan setelah kematian. Dalam studi itu dijabarkan pula bagaimana manusia berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan kepada sesama, semata bertujuan untuk mendapatkan surga dan dijauhkan dari neraka.
Kebanyakan justru memandang hal ini sebagai suatu hal yang wajar. Karena mengharapkan surga dan dijauhkan dari neraka adalah "the ultimate goal" untuk para umat beragama pada umumnya.

Namun menurut pandangan Nietzsche kita perlu berusaha keluar dari belenggu pemahaman tersebut. Karena hal itu berfokus pada tujuan untuk membentuk perilaku dalam berbuat kebaikan pada sesama semata-mata demi mengharap surga, tapi melupakan esensi dasarnya sebagai makhluk yang bebas berpikir dan bertindak tanpa batas.

Bebas tanpa batas... bagai oksigen yang mereka hirup namun, mereka tidak akan pernah sanggup untuk menciptakannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun