Bagian Pertama : Pertemuan Dua Kehendak
Yang bisa kita baca, Yesus berkata bhw dia diutus oleh BapaNya. Lalu, kita juga bisa membaca bahwa dia melakukan pekerjaan2 sbb : mengajar, menyembuhkan yang sakit, mentahirkan yang kusta, mengusir setan, membangkitkan yang mati dan mengampuni dosa.
Dari pekerjaan2nya tersebut kita bisa lihat bahwa Bapa mengutus Yesus untuk melakukan pekerjaan2 tersebut,atau singkatnya diutus untuk menyelamatkan/menolong manusia.
Lalu ada peristiwa penyaliban.
Apakah Bapa juga mengutus Yesus untuk mati di kayu salib ? Diutus untuk mati/dibunuh oleh otoritas politik dan agama pada waktu itu ?
Menyelamatkan dengan menyuruh mati ?. Atau sebagaima yg disalahpahami sebagian orang, yakni bahwa Bapa menghendaki kematian anaknya di kayu salib agar amarahnya pada manusia menjadi padam ?
Saya rasa tidak demikian. Tidak diutus untuk mati, apalagi supaya amarah padam.
Lantas ?
Pada peristiwa penyaliban, bertemu dua
kehendak, yakni. :
1) kehendak orang2 yg menentang kehendak Allah, dan
2) kehendak Allah.
Penentang kebenaran (penentang Allah dan Yesus) menghendaki penyaliban sbg jalan menyudahi/menghentikan Yesus. Otoritas agama Yahudi merencanakan pembunuhan atas Yesus dan penyaliban adalah jalan yang mereka minta/pilih untuk itu.
Di sisi seberangnya, kehendak Allah adalah menyelamatkan manusia, sebagaimana pekerjaan2 Yesus yg telah diuraikan di atas. Pada peristiwa penyaliban, kehendak Allah yang adalah untuk menyelamatkan manusia, termasuk di dalamnya adalah menanggung apabila ada penolakan/penentangan.