Mohon tunggu...
Topan Bagaskara
Topan Bagaskara Mohon Tunggu... Lainnya - Pemikir. Penyair. Pendaki Gunung.

Kita punya kehendak untuk hidup dan bercerita. Kehendak tidak dapat dipasung oleh keadaan atau kekuatan apapun. Berkehendaklah! Berdaulatlah! sejak dalam pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Konsep Indonesia Baru: Indonesia Tanpa Partai

5 Juli 2024   21:07 Diperbarui: 5 Juli 2024   21:28 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Koleksi Pribadi

Konsep Indonesia baru adalah konsep yang digerakkan berdasarkan pemikiran founding parents ketika berupaya membebaskan bangsa Indonesia dari jeratan imperialisme. Titik perjuangan yang ada pada saat itu ialah kebebasan hak manusia dan lingkungan hidup. Kedua hal ini seharusnya menjadi living ideas bagi pemerintah saat ini. Sehingga setiap kebijakan yang dikeluarkan basisnya adalah kesejahteraan dan kelestarian. Bukan kerusakan-keberlanjutan.  

Hari ini kita harus mengingat sejarah dan geneologi bahwa bangsa Indonesia terbentuk dan diciptakan untuk kesejahteraan rakyat, maka dari itu pikiran Indonesia baru harus didasarkan dengan sejarah yang melibatkan moral dan etika yang sehat. Para calon pemimpin daerah maupun nasional harus mampu menghadirkan konsep Indonesia baru sejak dalam pikiran.

Karena apa, terkadang saya melihat persoalan-persoalan anak muda hari ini, krisis keteguhan pemikiran. Seperti halnya seseorang mahasiswa yang kebetulan sebagai fungsionaris partai harus patuh pada instruksi bapak-bapak dalam partai. Dalam pikiran saya, untuk menjadi seorang politikus apakah bersedia menerima kompromi-kompromi prinsipil dan tidak boleh merawat idealisme yang muluk-muluk?

Padahal menjadi mahasiswa tidak pantas mengingkari keberadaannya sebagai manusia berpikir, yang sebagaimana muda-mudi sebagai pembelajar yang memiliki banyak cita-cita. Jika seperti ini saya melihat orang Indonesia sekarang amat mudah menggunakan nalar rasionalisasi untuk menormalisasi sesuatu. Kepengecutan dinormalisasi dengan cara merasionalisasikannya sebagai kepatuhan.

Oleh sebab itu, keterusterangan ini saya maksud untuk menghadirkan konsep membangun negara tanpa partai yang merupakan turunan dari konsep Indonesia baru yang saya bayangkan. Kendati ada kemungkinan saya akan salah berpikir dan melangkah. Lebih baik berjalan satu langkah daripada diam takut salah dan mengharapankan pertolongan tangan dewa. 

Sebagai manusia yang berpikir, seorang manusia adalah manusia dan bukanlah alat apapun. Kebenaran tidak tiba dalam sebuah bentuk instruksi dari siapapun, melainkan kebenaran dapat dirasakan melalui keberanian dan berpikir kreatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun