Mohon tunggu...
Topan Ajisaka
Topan Ajisaka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Memiliki ketertarikan di dunia seni dan otomotif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengkaji Kesadaran Literasi Melalui Filsafat Ilmu: Studi Kasus Penggunaan Perangkat HALO dalam Formula 1

4 Juni 2023   21:40 Diperbarui: 4 Juni 2023   21:48 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Formula One (F1) merupakan kasta tertinggi balap mobil kursi tunggal yang dikelola oleh Formula One Management (FOM) dan Fdration Internationale de l'Automobile (FIA). Karena turut dikelola oleh FIA, maka F1 secara resmi dikenal sebagai FIA Formula One World Championship. FOM dimiliki oleh Liberty Media, perusahaan media yang berbasis di Amerika Serikat, yang sekaligus memegang hak komersial olahraga tersebut. 

Pada 1950, F1 didirikan sebagai kejuaraan dunia balap mobil, dengan balapan perdana diadakan di Sirkuit Silverstone, Inggris Raya. Sirkuit Silverstone menjadi tempat balapan pertama pada tanggal 13 Mei tahun tersebut (F1 2023). Seiring berjalannya waktu, F1 melakukan berbagai perubahan regulasi. Perubahan ini dapat dikaji secara filsafat ilmu, khususnya melalui cabang epistemologi.

Sebelumnya, perlu diketahui makna dari epistemologi itu sendiri. Dikutip dari Adib (2010), epistemologi berasal dari kata episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan, logos berarti ilmu. Jadi, epistemologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang pengetahuan dan cara memperolehnya. 

Epistemologi juga dikenal sebagai teori pengetahuan. Secara sederhana, epistemologi mengkaji bagaimana kita memperoleh pengetahuan, apa esensi dari pengetahuan, dan dari mana pengetahuan tersebut berasal. Dengan kata lain, epistemologi fokus pada cara, teknik, dan prosedur yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan dan keilmuan.

Pada F1 sendiri telah terjadi banyak peristiwa yang mengakibatkan perubahan regulasi. Perubahan yang paling terlihat dari ajang balap F1 ini terletak pada perangkat keselamatannya. Perangkat keselamatan F1 terus berkembang bersamaan dengan berkembangnya performa mobil. Perkembangan keselamatan ini didasari oleh adanya peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan 52 pembalap tewas sejak dimulainya kompetisi. Sebagian besar kecelakaan tersebut terjadi di antara tahun 1950 hingga 1970 (Formulapedia 2022). 

Dilansir dari Motorsport.com (2022), terdapat berbagai macam perangkat keselamatan pada F1 itu sendiri. Pertama, perangkat keselamatan yang dipakai oleh pembalap itu sendiri, seperti helm, baju balap tahan api, Head and Neck Support (HANS), sarung tangan biometrik, dan sarung tangan tahan api. Kedua, perangkat yang terdapat di dalam mobil balap, seperti survival cell atau monocoque, alat pemadam api ringan, dan HALO. Ketiga, perangkat yang berada di luar mobil, seperti kehadiran marshal atau petugas lintasan dan dinding pembatas.

Perangkat keselamatan yang sempat menjadi kontroversi di kalangan pembalap maupun penggemar F1 adalah perangkat HALO. HALO adalah sebuah perangkat keselamatan yang dipasang di bagian atas kokpit mobil balap F1. Perangkat ini memiliki bentuk seperti "tali sandal jepit" dan terbuat dari bahan titanium dengan berat sekitar 9 kg dan HALO dihubungkan dengan rangka mobil dalam tiga titik. 

Ide awalnya HALO difungsikan untuk melindungi kepala pembalap, yang menjadi penyebab kematian paling umum dalam kecelakaan mobil balap. Selain itu, perangkat ini juga berfungsi sebagai pelindung saat ada benda-benda yang terlempar ke arah pembalap, seperti ban yang lepas dari mobil yang mengalami kecelakaan di depannya (Mobilina News 2020).

imgx.gridoto.com
imgx.gridoto.com

Jika dikaji secara epistemologi, cara yang dilakukan FIA untuk meningkatkan keselamatan pembalap F1 saat ini adalah dengan mengkaji apa yang menjadi penyebab meninggalnya pembalap-pembalap terdahulu. Sekilas memang terlihat ironis. Namun, langkah FIA untuk mengkaji hal tersebut tidaklah salah. Peningkatan keselamatan tersebut jika dilihat dari sudut pandang penyelenggara bertujuan untuk mempertahankan eksistensi F1 itu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun