Di Indonesia memiliki kebiasaan berbincang-bincang dengan orang lain bisa diibaratkan sebagai dua sisi dari mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut dapat tercermin sangat jelas dari dua lokasi khas yang hanya ada di Indonesia berupa warung kopi dan teras rumah.Â
Kedua lokasi tersebut memiliki fungsi yang sama sebagai tempat berkumpul. Walaupun demikian untuk lokasi berupa warung kopi umumnya menjadi tempat berkumpul bagi pria sementara teras rumah sering digunakan oleh para perempuan. Meskipun terdapat perbedaan dalam siapa yang biasanya berkumpul di masing-masing tempat tetapi keduanya memiliki kesamaan mendasar sebagai ruang sosial di mana interaksi dan komunikasi menjadi pusat aktivitas. Selain itu kedua tempat tersebut juga berperan dalam mempererat hubungan antarwarga dan membangun rasa kebersamaan dalam masyarakat sehari-hari.
Kebiasaan berbincang-bincang di warung kopi dan teras rumah tidak hanya mencerminkan kehidupan sosial yang kaya tetapi juga selaras dengan nilai Pancasila khususnya sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia." Interaksi yang terjadi di kedua tempat tersebut memungkinkan masyarakat Indonesia untuk mengembangkan dan memperkuat rasa kebersamaan serta solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan berbincang-bincang yang dilakukan dapat mencerminkan semangat gotong royong yang dibalut dengan saling menghargai yang merupakan inti dari sila ketiga.Â
Berkumpul dan berkomunikasi secara aktif baik di warung kopi maupun di teras rumah tidak hanya mempererat hubungan antar individu tetapi juga memperkuat ikatan sosial yang mendasari persatuan dan kesatuan bangsa. Supaya perkumpulan antar individu tersebut lebih terarah biasanya masyarakat Indonesia melakukan pembentukan komunitas. Salah satu komunitas yang ada di Indonesia bernama Literasi Kompasiana.
Komunitas yang bernama Literasi Kompasiana merupakan wadah bagi anggotanya untuk berbagi dan berkolaborasi dalam bidang literasi. Melalui Literasi Kompasiana maka para anggota tidak hanya fokus pada berbagi cerita di balik karya dan proses kreatif tetapi juga dapat mengikuti berbagai pelatihan kepenulisan sastra serta berpartisipasi dalam pertemuan offline (luring).Â
Kegiatan yang dilakukan dalam operasional Literasi Kompasiana tidak hanya memperluas wawasan dan keterampilan individu tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara anggotanya. Dengan demikian maka komunitas tersebut secara tidak langsung akan mampu menciptakan rasa persatuan dan kebersamaan yang lebih dalam.
Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan oleh Literasi Kompasiana adalah Forum Diskusi Meja Panjang dengan tema Sastra Horor. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dapur Sastra Jakarta (DSJ) bekerja sama dengan Literasi Kompasiana, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemprov DKI Jakarta, dan PDS HB Jassin.Â
Forum yang dilaksanakan tidak hanya menyediakan platform bagi para penulis dan penggemar sastra horor untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan tetapi juga memperkuat sinergi antara berbagai pihak yang berkomitmen pada pengembangan literasi dan budaya. Kerja sama dalam merealisasikan forum tersebut mampu mendorong pertukaran ide dan pengalaman serta memperkaya kualitas sastra horor sambil memfasilitasi dialog konstruktif antara komunitas sastra dan lembaga kebudayaan. Akibatnya forum tersebut tidak hanya memperdalam pemahaman tentang sastra horor tetapi juga memperkuat ikatan antaranggota dalam komunitas tersebut.
Forum Diskusi Meja Panjang tentang Sastra Horor yang diselenggarakan pada hari Jumat yang jatuh pada tanggal 26 Juli 2024 pukul 14.00 WIB. Untuk lokasi dari kegiatan forum diskusi tersebut dilakukan pada Aula PDS HB Jassin, Lantai 4 Gedung Ali Sadikin, Komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.
Penjadwalan forum pada hari Jumat memungkinkan banyak orang untuk menghadiri acara tersebut dengan lebih santai karena sudah selesai dari aktivitas kerja dan menjelang akhir pekan. Lokasi acara juga sangat strategis dan mudah diakses karena didukung secara penuh berkat ketersediaan berbagai pilihan transportasi umum. Hal ini mempermudah mobilitas peserta dari berbagai penjuru kota untuk mencapai lokasi dengan mudah.