Dalam menjalani kehidupan yang penuh warna ini dilengkapi oleh banyak sekali kegemaran yang dapat menjadi sumber kebahagiaan dan makna bagi setiap individu. Dari sekian banyak kegemaran yang ada salah satunya berupa memelihara satwa. Kegiatan yang dilakukan tersebut nyatanya tidak hanya menjadi sekadar hobi semata. Tetapi juga akan membentuk sebuah ikatan emosial kuat yang mampu memberikan kegembiraan, tanggung jawab, sampai pelajaran berharga. Selain itu dengan memelihara satwa juga memberikan kesempatan bagi seseorang untuk merasakan kasih sayang yang tulis antara manusia dan satwa. Semua hal tersebut akan menghasilkan kehidupan yang lebih berarti dan penuh keceriaan.
Merealisasikan keinginan dalam memelihara satwa nyatanya dibutuhkan beberapa pertimbangan yang matang agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Pertama calon pemelihara perlu mempertimbangkan akan jenis satwa yang akan dipelihara. Apalagi setiap jenis satwa memiliki kebutuhan yang berbeda-beda seperti makan, ukuran kandang, sampai medis. Oleh karena itu pemilihan jenis satwa harus juga disesuaikan terhadap gaya hidup yang merupakan langkah awal.
Kedua pemelihara harus juga dapat memperhitungkan terhadap waktu dan dedikasi dalam merawat satwa peliharaan. Dimana setiap satwa yang merupakan mahluk hidup membutuhkan perhatian dan waktu berkualitas. Kedua hal tersebut didapatkan melalui berbagai macam kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama antara pemilik dan satwanya seperti pemberian makan sampai kegiatan bermain. Dengan memahami tanggung jawab tersebut maka kegiatan pemelihara dapat memastikan bahwa telah menyatakan diri siap menghadapi komitmen jangka panjang yang dibutuhkan dalam memelihara satwa dengan baik.
Sedangkan yang ketiga berupa aspek finansial yang menjadi pertimbangan krusial. Memelihara satwa sudah pasti membutuhkan biaya untuk berbagai hal seperti makanan, perlengkapan kandang, perawatan kesehatan, dan kebutuhan lainnya. Maka dari itu sebelum benar-benar mengambil keputusan tersebut maka calon pemelihara perlu membuat anggaran yang realistis untuk memastikan dengan memelihara satwa tidak akan menggangu finansialnya.
Adanya berbagai pertimbangan diatas membuat keputusan memelihara satwa menjadi sulit bagi penulis. Atas berbagai macam pertimbangan terhadap berbagai hal membuat penulis memutuskan untuk mengurungkan diri dalam memelihara satwa. Tentunya sudah pasti sangatlah sedih atas keputusan tersebut tetapi dari pada nantinya penulis menjadi sosok yang tidak bertanggung jawab terhadap satwa saat memeliharanya. Untuk menyenangkan hati penulis terhadap keputusan sedih tersebut membuat penulis banyak menonton berbagai macam film yang mengangkat tema satwa. Salah satu film yang ditonton oleh penulis memiliki judul "The Ivory Game".
Film “The Ivory Game” termasuk ke dalam salah satu film dokumenter. Dimana tema yang diangkat dalam film tersebut menggambarkan mengenai kisah tegang dari balik perburuan gading ilegal dan perdagangan gading yang merugikan. Sosok sutradara yang mengangkat film tersebut oleh Kief Davidson dan Richard Ladkani. Film tersebut juga membawa penulis ke dalam dunia gelap dari perdagangan ilegal yang mengancam kehidupan gajah. Melalui penyelidikan yang sangat intensif maka film tersebut berhasil mengikuti para aktivis dan petugas penegak hukum yang menekan sindikat kejahatan terhadap gajah tersebut.
Secara pengambilan gambar benar-benar mencengangkan dan wawanca mendalam dalam mengungkap kenyataan atas kejamnya kegiatan pembandian gajah demi mendapatkan gadingnya. Tidak lupa film tersebut juga menyoroti akan kekerasan yang dilakukan terhadap satwa liar yang dilakukan oknum jahat. Selain itu film tersebut juga menggambarkan akan berbagai upaya pelestarian yang oleh pihak berwenang dan aktivis untuk menyelamatkan satwa tersebut agar tidak terancam punah.
Film yang berjudul "The Ivory Game" tidak hanya menyajikan kisah nyata yang menyentuh dan memprihatinkan tentang perburuan gading ilegal. Tetapi nyatanya lebih dari itu film tersebut juga menyiratkan berbagai makna filosofis yang dapat menggugah pemikiran penonton seperti penulis. Pertama berupa film tersebut memberikan refleksi secara mendalam mengenai konsekuensi dari ketamakan manusia dan dampaknya terhadap kehidupan satwa liar. Dimana melalui kegiatan perburuan gading secara ilegal akan menjadi simbol keinginan manusia untuk keuntungan material semata yang pada gilirannya merugikan lingkungan dan mengancam kelangsungan hidup spesies tertentu.
Kedua yaitu menyoroti akan ketidaksetaraan kekuatan antara penjahat perdagangan gading dan para pejuang pelestarian satwa liar. Dalam pertarungan melawan sindikat kejahatan yang begituh kuat. Sehingga saat menonton film tersebut para penonton akan dapat merangsang pertanyaan etika tentang sejauh mana seseorang bersedia pergi untuk melindungi kehidupan hewan. Hal tersebut akan dapat menciptakan sebuah narasi filosofis mengenai keberanian, tekad, dan pengorbanan dalam menjaga keadilan dan keseimbangan alam.