Indonesia merupakan negeri yang subur dan kaya akan sumber daya alamnya. Kondisi tersebut membuat banyak sekali negara di luar sana ingin menguasai dan mengeruk hal tersebut. Jika melihat ke dalam sejarahnya Indonesia maka pernah merasakan getirnya penjajahan yang membelenggu selama beberapa tahun lamanya. Di tengah kehidupan penjajahan tersebut terdapat para pahlawan yang berjuang mati-matian untuk mempertahankan kehormatan dan kebebasan masyarakat. Dari sekian banyak para penjajah tersebut salah satunye berasal dari Belanda yang meninggalkan bekas luka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Penjajahan dilakukan Belanda di Indonesia membawa dampak yang sangat mendalam bagi bangsa dan budaya Indonesia. Dilihat dari sisi positif penjajahan yang dilakukan melahirkan berbagai macam hal seperti sistem pendidikan formal, infrastuktur, sampai sistem pemerintahaan modern yang membantu pembentukan identitas nasional. Namun dari dampak positif yang diberikan harus dibayar dengan pengorbanan hak asasi manusia dari warga pribumi yang diperlakukan sebagai kelas rendah yang dieksploitasi secara maksimal tanpa henti. Selain itu adanya penjajahan juga merusak stuktur sosial tradisional Indonesia yang telah melekat pada masyarakat.
Di sisi lainnya adanya penjajahan bagi masyarakat nyatanya melahirkan kebangkitan semangat perlawanan yang didasari oleh persatuan pada seluruh rakyat Indonesia. Perlawanan yang dilakukan tersebut melahirkan banyak pahlawan gigih berjuang dalam meraih kemerdekaan. Meskipun rasanya pahit dan tidak ingin dikenang tetapi adanya penjajahan yang dilakukan Belanda juga menghasilkan sebuah kuliner yang dikenal dengan nama Bir Peletok.
Bir Peletok merupakan minuman tradisional khas Indonesia yang memiliki hubungan yang kuat dalam sejarah perjuangan bangsa. Munculnya nama tersebut tidak bisa lepas dari era penjajahan Belanda di Indonesia yang terjadi di masa lampau. Dapat dikatakan bahwa Bir Peletok merupakan sebuah simbol perlawanan dan keteguhan hati rakyat Indonesia terhadap penindasan dan eksploitasi oleh para penjajah.
Pembuatan Bir Peletok diawali dengan cara fermentasi bahan dasar utama berupa ketan hitam, gula merah, dan air kelapa. Cara fermentasi yang digunakan masih melakukan cara tradisional berupa ragi. Waktu yang diperlukan dalam proses fermentasi memakan waktu beberapa hari sampai produk berupa Bir Peletok tersebut sampai siap dinikmati. Dikarenakan saat itu kondisi masyarakat berada di tengah-tengah kehidupan penjajah Belanda maka pembuatan Bir Peletok dilakukan secara sembunyi-sembunyi sebagai bentuk perlawanan sebagai larangan dan pembatasan yang dilakukan.
Proses pembuatan Bir Peletok tidak hanya sekedar rangkaian proses pengolahan akan berbagai macam bahan menjadi sebuah produk minuman. Tetapi lebih dari itu pembuatan Bir Peltok merupakan sebuah pengalaman budaya yang menghubungkan generasi ke generasi selanjutnya di Indonesia melalui sejarah perjuangan leluhur. Sehingga saat melakukan proses pembuatan Bir Peletok secara tidak langsung seseorang juga turut menjaga tradisi tersebut dengan penuh rasa hormat sambil mewariskan pengetahuan sampai keterampilan ke generasi selanjutnya. Sudah pasti dapat dikatakan melakukan proses pembuatan Bir Peletok akan secara tidak langsung pula merasakan kebanggaan karena telah menjalankan salah satu warisan nenek moyang sambil mengingat akan ketangguhan rakyat Indonesia dalam mengusir penindasan yang dilakukan oleh penjajah sambil meraih kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
Selain memiliki nilai sejarah yang sangat mendalam produk kuliner bernama Bir Peletok memiliki banyak manfaat kesehatan saat setelah dikonsumsi. Gula merang yang digunakan sebagai pembuatan Bir Peletok mengandng berbagai macam nutrisi penting seperti zat besi, kalsium, sampai vitamin B. Sedangkan Air kelapa yang digunakan dalam proses pembuatan mengandung elektrolit alami yang membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Belum lagi ketan hitam yang digunakan mengandung serat yang kaya sehingga memberikan kerjernihan pada tekstur minuman. Belum lagi biasanya konsumsi produk Bir Peletok biasanya dianggap oleh masyarakat sebagai produk yang memiliki nilai spiritual dan simbolis dalam bagian budaya Indonesia. Sehingga sering kali masyarakat Indonesia mengonsumsi produk kuliner berupa Bir Peletok pada berbagai macam kegiatan seperti upacara adat, acara pernikahan, sampai perayaan keagamaan sebagai lambang persatuan dan kebersamaan masyarakat.
Walaupun saat ini masa penjajahan Belanda sudah berakhir bertahun-tahun lamannya tetapi Bir Peletok masih tetap hidup yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia. Minuman Bir Peletok tidak hanya sekedar penikmat lidah saja tetapi juga kini menjadi sebuah cerminan dari ketangguhan dan ketahanan budaya Indonesia dalam menghadapi tantangan di masa lampau saat penjajahan berlangsung.Â
Maka adanya produk berupa Bir Peletok mengajarkan bahwa dalam setiap cobaan sampai penindasan berlangsung akan ada sebuah kekuatan yang memancar dalam semangat perjuangan. Selain itu minuman berupa Bir Peletok juga merangkup sejarah, pengalaman, sampai hal lainnya yang menjadi bagian tidak ternilai dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.