Di Indonesia pengelolaan sampah ujungnya akan berada di Tempat Pembuangan AKHIR (TPA). Dimana sebagian besar TPA yang ada di Indonesia masih menerapkan metode open dumping dan landfill. Metode open dumping yaitu sampah yang dihasilkan dibuang begituh saja di TPA tanpa dilakukan proses lebih lanjut. Sedangkan metode landfill yaitu sampah yang ada di TPA akan diratakan kemudian dipadatkan menggunakan alat berat yang telah dilapisi oleh tanah.
Kedua metode yang diterapkan pada TPA tersebut masih jauh dari konsep ramah lingkungan karena dapat menimbulkan pencemaran dan menyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Gas yang dapat dihasilkan dari TPA seperti CH4 (Metana), CO2, dan N2O. Tidak hanya itu masih ingatkan masyarakat akan sebuah kejadian yang cukup memilukan dan cukup membekas bagi masyarakat Indonesia akan yang terjadi di TPA Leuwigajah.
Peristiwa tersebut terjadi tanggal 21 Februari 2005 yang menewaskan 157 orang. Hal tersebut dapat terjadi karena ratusan nyawa tersebut hilang tertimbun gunungan sampah dengan tinggi 60 meter dan panjang 200 meter. Hal tersebut sangat membekas bagi masyarakat Indonesia khususnya kepada warga kampung adat cireundeu.
Selain itu masih ada perisiwa lainnya yang dihasilkan dari sampah masyarakat Indonesia tepatnya pada pertengahan Agustus 2019 pada masyarakat kota Phuket, Thailand. Lokasi atas peristiwa tersebut terjadi di pesisir Pantai Naiyang dan Pantai Maikhao. Tentunya di kedua lokasi tersebut sebagian besar sampah plastik diindikasikan berasal dari Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari keterangan pada berbagai sampah bungkus dan botol plastik yang menggunakan Bahasa Indonesia.
Walaupun di hilir sampai pertengahan akan pengelolaan sampah mungkin sudah cukup baik tetapi dari pertengahan sampai hulu masih terdapat masalah. Hal tersebut karena masih banyaknya sampah yang berserakan di berbagai macam tempat yang dapat terlihat jelas secara mata telanjang pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Tetapi kini mulai banyak anak muda yang sadar akan lingkungan khususnya sampah yang berserakan tersebut dikenal oleh masyarakat dengan nama Pandawara Group.
Pandawara Group dipelopori oleh lima orang pemuda yaitu Rafly Pasya, Agung Permana, Rifki Sa'dulah, Muchamad Ikhsan, dan Gilang Rahma. Berdasarkan pemaparan dari Gilang latar belakang berdirinya Pandawara Group karena keresahan setiap anggota yang merupakan korban banjir yang mengalami kerugian material. Atas hal tersebut kini Pandawa Group bersama sukarelawan (volunteer) melakukan aksi membersihkan sampah dibeberapa lokasi. Hasilnya sampah ditempat tersebut kini menghilang sudah diangkut ke TPA.
Tentunya kegiatan yang dilakukan oleh Pandawara Group besar pihak lain harus diapresiasi dengan baik oleh pemerintah. Disinilah peran pemerintah bergerak di hulu pengelolaan sampah dengan cara perbaikian pengelolaan sampah di TPA seperti yang dilakukan Jepang yang telah lebih dahulu sukses. Berikut ini adalah video akan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Jepang:
Adanya kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2023 dengan tema "Terus Melaju untuk Indonesia Maju" menjadi momen sebuah momen merefleksikan perjalanan bangsa Indonesia khususnya terkait dengan pengelolaan TPA menjadi lebih baik. Apalagi di beberapa tahun ke depan Indonesia digadang-gadang menjadi IndonesiEmas2045. Dimana pada kondisi tersebut Indonesia akan menjadi sejajar dengan negara maju lainnya akan berbagai macam bidang.Â
Untuk menopang hal tersebut akan kegiatan masyarakat yang semakin tinggi di era emas-emasnya tersebut dibutuhkan pengelolaan TPA yang lebih ramah lingkungan agar terhindar kembali akan peristiwa yang memalukan seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah yang terjadi di TPA lainnya yang memberikan dampak kurang baik bagi masyarakat. Maka dari itu disini penulis memberikan sebuah kesan dan pesan terhadap pihak pengelola TPA agar lebih baik lagi.
Untuk kesan dari penulis sebagai berikut: Pertama menerapkan sifat berkelanjutan pada TPA dengan cara mengelola secara bijaksana melalui sampah yang diterima di lakukan proses lanjutan seperti daur ulang sampai menghasilkan energi sampah yang dimanfaatkan secara efisien. Kedua memperhatikan terhadap lingkungan di TPA dengan menjaga kebersihan dan kelestarian lingngan agar membuat masa depan dan ekosistem yang memiliki konsep kelanjutan.
Sedangkan untuk pesan dari penulis sebagai berikut: Pertama adalah memunculkan sisi inovasi dan teknologi yang diterpakan dalam TPA agar lebih efektif dalam membuat proses lanjutan dari sampah yang dikelola. Kedua dari menerapkan tanggung jawab secara bersama-sama sehingga tidak hanya pihak pengelola TPA saja yang harus mengatasi masalah sampah tetapi pihak lain seperti masyarakat sampai sektor swasta harus dapat melakukan kolaborasi untuk mengelola sampah menjadi lebih baik.Â