Pendidikan merupakan kekuatan yang sangat efektif dalam mengubah seseorang menjadi lebih baik. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika saat ini banyak orang tua yang rela mengorbankan banyak hal agar anak-anak mereka bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik. Hal yang sama juga dialami oleh seorang pemuda bernama Adrian. Tinggal di sebuah kota kecil yang terpencil di Indonesia, Adrian tengah menempuh program S2 di bidang ilmu komputer. Ia telah melewati beberapa semester yang memakan waktu, tenaga, dan berbagai hal lainnya. Kini, Adrian dihadapkan pada tantangan terakhir dalam pendidikan S2-nya, yaitu menyelesaikan tesis.
Namun, semakin Adrian berusaha menyelesaikan tesisnya, beban yang ia pikul semakin berat. Terkadang, proyek tesis yang ia kerjakan begitu kompleks sehingga membutuhkan penelitian dan analisis yang mendalam. Hal tersebut membuat Adrian merasa terjebak dalam labirin yang tak berujung. Terkadang, ia merasa sangat terpuruk. Belum lagi, ia harus mengatasi tuntutan pekerjaan sehari-hari sambil memenuhi tuntutan akademik, yang membuatnya kehilangan minat dan semangat yang dulu begitu membara.
Setiap pagi ketika Adrian terbangun, ia selalu merasa cemas terhadap beban penyusunan tesis yang harus dihadapinya. Ia merasa terjebak dalam siklus keraguan dan ketidakpastian. Semua perasaan negatif tersebut membuatnya merasa rendah diri. Apalagi saat melihat teman-teman sekelasnya yang sudah jauh unggul dalam hal penyelesaian tesis. Ia merasa semakin terasing dan merasakan jurang yang memisahkan dirinya dari orang lain.
Namun, Adrian mencoba mencari bantuan dari teman-temannya. Namun, ia merasa malu untuk membagikan perasaan dan beban yang sedang ia alami. Ia khawatir bahwa teman-temannya tidak akan mengerti atau bahkan meremehkan perjuangannya. Perasaan tersebut membuatnya terjebak dalam putus asa yang semakin melemahkan dirinya terhadap beban yang sedang dihadapinya.
Dikarenakan merasa kelelahan, Adrian memutuskan untuk jalan-jalan santai ke taman kota. Saat berjalan-jalan, ia bertemu dengan seorang wanita tua yang sedang memberi makan burung-burung di taman tersebut. Wanita tua itu terlihat ramah dan penuh perhatian. Tanpa disadari, Adrian menghampiri wanita itu dan mereka mulai bincang-bincang santai. Tanpa sengaja, Adrian membagikan kisah perjuangannya dalam proses penyusunan tesis.
Wanita tua tersebut memberikan respon yang sangat menyentuh hati. Ia mendengarkan Adrian dengan penuh perhatian dan memberikan nasihat-nasihat bijak. Wanita itu berbicara tentang bagaimana kehidupan selalu penuh dengan tantangan yang harus dihadapi. Tantangan-tantangan tersebut memang sulit, tetapi itulah yang membuat Adrian tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.Â
Wanita tua itu juga meyakinkan Adrian bahwa meskipun sedang berada dalam situasi sulit saat ini, yaitu dalam mengerjakan tesis, tetap ada solusi yang bisa ditemukan. Solusi tersebut didapatkan dengan bekerja keras dan mendoakan agar diberikan jalan untuk menyelesaikan tesis. Wanita tua itu juga menekankan bahwa masalah yang sedang dihadapi akan membantu Adrian menjadi sosok yang tangguh dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Setelah mendengarkan nasihat-nasihat dari wanita tua tersebut, Adrian mulai menyadari bahwa ia tidak sendirian. Ada banyak orang di sekitarnya yang peduli dan siap membantu. Ia juga menyadari bahwa kegagalan dan kesulitan yang sedang ia alami adalah bagian dari perjalanan akademiknya. Berdasarkan pemahaman tersebut, Adrian membuka diri kembali dan menemukan semangat untuk menghadapi beban akademik yang sedang ia alami.