Sumber video: https://www.youtube.com/watch?v=xXxrVlrfHqU
Saat ini jika kita membahas mengenai kasus pelecehan seksual tidak hanya berorientasi kepada kaum perempuan saja. Tetapi kini kasus pelecehan juga dapat terjadi pada kaum laki-laki. Walaupun demikian tetapi pastinya jika membahas mengenai pelecehan terhadap kaum laki-laki akan sedikit kurang mendapatkan panggung dalam masyarkat.
Alasan hal tidak mendapatkan panggung tersebut karena di dalam masyarakat kaum laki-laki merupakan seseorang yang kuat dalam segala hal. Adanya hal tersebut tentunya akan sangat aneh jika seseorang laki-laki mendapatkan sebuah pelecehan seksual. Jika pun ada kasus pelecehan terhadap kaum laki-laki pasti anggapan masyarakat terhadap korban berjenis kelamin laki-laki merasa nyaman atas kejadian tersebut. Apalagi jika pelaku berjenis kelamin perempuan pasti menganggap korban akan merasa enak dibandingkan tidak nyaman. Begituh pun jika pelaku berjenis kelamin laki-laki dianggap keduanya merasa enak. Padahal tentunya jika korban terjadi kasus pelecehan seksual akan merasa tidak seperti pemahaman masyarakat di luar sana.
Adanya pemahaman yang ada di masyarakat tersebut membuat kaum laki-laki yang menjadi korban pelecehan menjadi tidak bisa berbuat apa-apa. Selain itu jika seseorang laki-laki mepaporkan kasus tersebut ke jalur hukum. Pastinya ada saja sebuah pemahaman miring karena laki-laki tersebut dianggap lemah karena tidak bisa melakukan sesuatu hal saat terjadi peristiwa pelecehan seksual. Sehingga banyak sekali kasus pelecehan seksual yang korbanya laki-laki cenderung tidak mau memperpanjang masalah yang tersebut.
Salah satu kasus pelecehan seksual dengan korban laki-laki terjadi oleh seseorang saat menggunakan KRL dari Stasiun Duri, jurusan Angke-Cikaran (5026B-Bekasi Line) pukul 08.59. Sedangkan pada saat itu pihak pelaku juga menaiki KRL dari Stasiun Tanah Abang yang berada satu stasiun setelah stasiun Duri. Saat terjadi peristiwa tersebut pihak korban sedang berdiri dengan memegang sebuah buku sedangkan pelaku berada di sampingnya dengan jarak kurang lebih 20 cm. Nyatanya tangan kanan pelaku memegang handgrip sedangkan tangan kiri menjuntai ke bawah yang berada di samping paha. Saat kereta berjalan entah mengapa tangan kirinya menyenggol area selangkangan korban.
Pastinya di awal-awal korban mengira hal tersebut terjadi karena adanya sebuah hentakan laku kereta sehingga hal tersebut dapat terjadi. Tetapi nyatanya sepanjang perjalanan dari Tanah Abng-Karet tangan kirinya tersebut beberapa kali menghampiri badan korban dengan sengaja. Pihak korban juga sudah melakukan berbagai cara seperti menepis tangan pelaku menggunakan buku yang sedang dipegang. Tetapi pihak pelaku tidak bergeming saat buku mengenai tangannya.
Tidak hanya itu pelaku juga hanya memindahkan tangan kiri ke pegangan korban. Setelah itu korban juga sempat berhasil membuat bukti akan pelaku menggunakan kamera ponsel yang di punya. Saat sampai di Stasiun Sudirman pihak korban memberanikan diri untuk memarahi pelaku atas tindakan pelecehan seksual tersebut. Setelah itu dengan perasaan masih syok akan yang terjadi membuat korban akhirnya memutuskan untuk turun di stasiun Sudirman dan memenangkan diri. Tidak hanya itu korban juga sempat melakukan pengejaran pelaku sampai ke Stasiun Manggarai tetapi hal tersebut tidak tidak memberikan hasil apapun.
Itulah sekian contoh kasus pelecehan seksual yang terjadi di KRL dengan korban laki-laki. Jika di analisis lebih dalam kasus pelecehan seksual dengan korban laki-laki cenderung terjadi karena beberapa alasan. Berikut ini adalah beberapa alasan dan pemaparan secara singkatnya yaitu:
Keberanganaman orientasi seksual. Secara umum seseorang berjenis kelamin laki-laki akan memiliki orientasi kepada lawan jenisnya. Tetapi tidak menutup kemungkina jika sesama jenis khususnya laki-laki dapat terjadi pula kasus pelecehan seksual. Alasannya karena terjadi identitas seksual atau orientasi tidak sesuai dengan normal sosial yang ada. Secara contoh laki-laki gay atau biseksual sehingga dapat menimbulkan potensi terjadinya kasus pelecehan seksual pada kaum laki-laki.