Mohon tunggu...
Tony
Tony Mohon Tunggu... Administrasi - Asal dari desa Wangon

Seneng dengerin musik seperti Slip Away dari Shakatak.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"No Time to Die"

1 Oktober 2021   13:00 Diperbarui: 29 Maret 2022   21:06 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Penasaran dengan opening film Bond terbaru? Begini alurnya: film dibuka dengan tampilnya singa mengaum khas logo Metro Goldwyn Mayer. Lalu disusul logo Universal yang sudah populer kali ini tampil dalam hitam putih. Outline tulisan Universal berwarna emas dan bola dunia dalam bentuk lingkaran sempurna berwarna putih. Tulisan Universal fade out perlahan hilang menyisakan lingkaran putih pengganti bola dunia tadi. Kemudian the gun barrel sequence ciri khas film-film Bond dimulai.

No Time to Die (2021) adalah film James Bond ke-25 sejak Dr. No (1962) atau seri yang ke-5 sejak Casino Royale (2006) dimana Daniel Craig tampil sebagai James Bond untuk pertama kalinya. Disebut sebagai seri yang ke-5 memang film ini sambung menyambung sejak Casino Royale, Quantum of Solace (2008), Skyfall (2012) dan Spectre (2015). Tapi jangan kuatir, penonton yang melewati 4 judul tadi masih bisa menikmati film ini sebab pokok permasalahan No Time to Die berdiri sendiri dan karakter penting di masa lalu seperti Vesper (hanya tampil fotonya di sebuah nisan) dan Mr. White (hanya lewat dialog) bisa dikatakan hanya sebagai "pintu masuk" alur cerita.

Setelah Spectre, tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepada M (Ralph Fiennes), Bond memutuskan untuk pensiun dari dunia spionase hidup tenang bersama Madeleine Swann. Baik Bond maupun Swann (Lea Seydoux) mereka berdua memiliki masa lalu yang harus dikubur. Tapi takdir berbicara lain, musuh baru mendatangi mereka. Bond mencurigai Swann sebab orang lain telah mengetahui keberadaannya. Sementara Swann yang benar-benar jatuh cinta kepada Bond tidak merasa mengkhianatinya. Hubungan mereka yang retak dimanfaatkan oleh Lyutsifer Safin (pelesetan dari Lucifer Satan?) pemimpin teroris yang mempunyai misi balas dendam. Safin menyerang laboratorium rahasia milik M16 yang sedang mengembangkan proyek Heracles. Proyek maut dimana ilmuwan M16 bernama Obruchev yang memimpin proyek belakangan menjadi desertir dan berpihak pada Safin.  Obruchev menciptakan senjata biologi mematikan yang mengandung nanobot yang mampu menyebar seperti virus saat disentuh, dan dikodekan ke untaian DNA tertentu sehingga hanya berbahaya jika diprogram ke kode genetik individu. Bond yang sudah pensiun justeru mengetahui kekacauan ini dari Felix (Jeffrey Wright) yang bekerja untuk CIA. Para petinggi M16 dan CIA yang tidak akur membuat keruh suasana dan mau tidak mau James Bond akhirnya melakukan penyelidikan bersama CIA. Sementara M16 yang sudah menganggap James Bond sudah tewas karena tidak diketahui keberadaannya, menugaskan agen 007 yang baru.

Inilah babak dimana sudah didesain untuk benar-benar selesai. Apa yang selama ini sudah diketahui oleh para penonton, baik kasus maupun karakter dari cerita sebelumnya, akan dieksekusi habis lewat film ini. Spectre, Blofeld, Felix dan James Bond benar-benar selesai. Safin yang diperankan oleh Rami Malek (mendapat Oscar lewat perannya sebagai Freddie Mercury di Bohemian Rhapsody) tampil agak sedikit kurang bengis. Karakter jahatnya hanya ditampilkan lewat make-up wajahnya yang rusak. Latar belakangnya juga kurang detil. Tau-tau organisasi Safin sudah berdiri besar selevel Spectre. Mendapat bantuan dana dari mana tidak dijelaskan. Lea Seydoux tampil lebih menarik dari sebelumnya. Tubuhnya sekarang terlihat lebih sexy padat berisi. Ada cewek Bond yang lain di pihak CIA bernama Paloma yang diperankan oleh Ana de Armas, aktingnya bisa dilihat juga di Blade Runner 2049 (2017). Tampil cuma sebentar tapi tingkahnya yang centil dan jago berantem cukup memberi kesan.

Rilis film No Time to Die telah mengalami beberapa hambatan. Pertama dari pengunduran diri Danny Boyle yang awalnya duduk di kursi sutradara keluar gara-gara perbedaan visi dengan Daniel Craig. Lalu setelah Cary Joji Fukunaga menggantikan Boyle, film sementara harus menunggu satu tahun lebih untuk bisa dinikmati di bioskop gara-gara pandemi. Ada adegan yang menarik dimana agen 007 yang baru memohon kepada M untuk memberikan kembali kode agen itu kepada James Bond. Alasannya sederhana, itu hanya sebuah angka. Tapi bagi Michael G. Wilson dan Barbara Broccoli selaku produser film ini, rasa-rasanya angka begitu penting buat mereka menyangkut perolehan laba. 

Jangan terlambat apabila punya rencana untuk menonton film ini. Dan jangan beranjak pula sebelum film berakhir. Meski tidak ada scene tambahan tapi lantunan lagu We Have All the Time in the World dari Louis Armstrong pantas dinikmati. Adegan laga yang klasik, lansekap yang indah yang terekam oleh kamera, opening credits lengkap dengan theme song nya membuat film-film Bond selalu menawan. Bagi para pembunuh seperti James Bond maupun Safin, mereka berdua memiliki alasannya masing-masing kenapa harus membunuh. Untuk mengetahuinya tergantung dari kacamata siapa yang kita pilih. James Bond will return... again.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun