Pagi itu,untuk pertama kalinya Winda hadir ke sekolah tempat dia akan memulai aktifitasnya sebagai guru honor mata pelajaran bahasa Inggris tingkat SD.Sehari sebelumnya,Winda bersama maminya telah menyampaikan surat lamaran langsung ke rumah ibu kepala sekolah.Betapa dia sangat bahagia karena tentu ilmu yang dia dapatkan di bangku kuliahan tidak mati karena akan terus terasah.Winda mengamati satu demi satu guru-guru seniornya yang ada saat jam istirahat di kantor.Beberapa di antara ibu guru seniornya ada yang sudah dikenalnya karena kebetulan kami satu kampung,sementara yang lain ada juga yang mengenal maminya Bu Rosa, yang profesinya juga sebagai guru SD. Sebentar kemudian menyusul masuk seorang pak guru.Tiba-tiba Ibu Desima memperkenalkan Winda. "Pak,kita kedatangan guru baru ini dan masih gadis pula.Kenalanlah,Pak,"katanya. "O,iya?Hai, kenalkan namaku Robby," ujar pak guru itu sedikit akrab memperkenalkan dirinya sembari mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Winda. Winda berdiri menerima uluran tangan Pak Robby sambil menyebut namanya. "Pak, ibu ini anak Pak Sukoco itu,lho,Pak," kata Bu Desima menjelaskan,"Bapak pasti mengenalnya,kan? "tambah Bu Desima. "Anak Pak Sukoco?Kok,gak pernah aku tahu kalau selama ini abang itu punya anak gadis,ya? Bapakmu iku konco lawasku,lho!" Melihat Pak Robby masih berjabat tangan, Bu Desima berujar,"Ojo suwi-suwiiii." Pak Robby segera melepaskan tangannya. Winda tersenyum simpul. Sebentar kemudiaan mereka tampak akrab berbincang-bincang.
Selama dua minggu Winda mengajar, Winda kerap menunggangi sepeda motor (baca : kereta) Honda Revo maminya.Tapi,suatu hari Winda terpaksa harus naik angkot ke sekolah.Saat mau pulang sekolah, Pak Robby coba menawarkan diri membonceng Winda pulang ke rumah.Dengan sedikit malu-malu dan segan,Winda menaiki kereta Pak Robby.Sebelum kereta bergerak meninggalkan sekolah,Wida berkata, "Gak apa-apa, nanti,ya,Pak? Ntar ketahuan ma ibu." "Ada-ada saja.Gak apa-apa,kok," sahut Pak Robby meyakinkan.
Memasuki satu tahun Winda mengajar, dia semakin akrab saja dengan Pak Robby. Pak Robby memang orangnya supel. Dia adalah salah satu dari tiga guru laki-laki teman Winda mengajar di sekolah itu.Dalam pandangan Winda,Pak Robby cukup berwibawa dan pintar.Sesekali bisa juga berkelakar meski profilnya terkesan kejam.Dia juga tampaknya sangat dihormati dan disegani oleh para siswa di sekolah.Meski dia sudah memiliki tiga orang anak yang sudah dewasa,tapi penampilannya selalu terlihat bersih dan rapih layaknya seorang pemuda.
Di sekolah,selain Winda sebagai guru honor juga dimanfaatkan tenaganya untuk membantu tugas-tugas administrasi kepala sekolah.Kalau kebetulan tidak ada les masuk ke kelas, Winda terlihat asik di depan komputer di ruangan kantor untuk mengerjakan administrasi kepala sekolah. (bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H