Mohon tunggu...
Anton Kapitan
Anton Kapitan Mohon Tunggu... Guru - Seorang pegiat pendidikan yang menyukai diskusi dan debat

Anton Kapitan adalah seorang pemuda kelahiran Supun, TTU-Timor, NTT. Berjuang memaknai hidup dengan berpikir, berkata dan berbuat dalam spirit 4s. Mengupayakan sekolah kehidupan bagi anak-anak di pedalaman. Mengusahakan pendidikan sepanjang hidup. Pemimpi dari Timur untuk Indonesia dan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Selamat Datang Indonesia Maju

20 Oktober 2019   22:35 Diperbarui: 20 Oktober 2019   22:52 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini, republik tercinta, Indonesia, berbahagia. Ibu pertiwi bergembira dan anak-anak negeri bersorak-sorai.

Tentu dasar kegembiraan dan sorak-sorainya adalah pelantikan Presiden dan wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2019-2024, Ir.Joko Widodo dan Prof.Dr.KH.Ma'ruf Amin. Keduanya adalah pribadi mulia yang telah mendapatkan mandat rakyat melalui pilpres untuk mengendalikan roda pemerintahan lima tahun ke depan.

Ibu siapa yang tidak bergembira manakala putera-putera terbaiknya diakui dan dikukuhkan untuk menjaga dan merawat dirinya yang makin tua, makin tertantang hempasan gelombang perubahan yang begitu dasyat?

Sebagai salah satu anak ibu pertiwi yang turut bersorak karena peristiwa bersejarah ini, saya terpanggil untuk mengarsipkan moment ini dalam rubrik kompasiana yang sekian lama saya tinggalkan. Kiranya patut saya sampaikan, bahwa pidato bapak Presiden Jokowi dalam sidang paripurna pelantikan siang tadi telah mendorong saya untuk membuka lagi jendela kompasiana saya dan mengaktifkannya lagi.

Satu ungkapan khas patut saya abadikan dan akan senantiasa mengingatkan saya untuk aktif dan tidak pasif lagi adalah, 'Indonesia maju'. Saya tertegun mendengar ungkapan ini dalam pidato beliau tadi. Saya bertanya dalam hati, Apa yang kiranya yang perlu saya buat, agar saya bisa turut terlibat memajukan Indonesia yang saya cintai? 

Kiranya saya tidak jadi penonton saja, pasif melulu dalam negeri ini. Indonesia maju, diserukan presiden Jokowi untuk diwujudkan oleh semua elemen bangsa, segenap putera-puteri ibu pertiwi, termasuk saya. Saya harus berbuat sesuatu.

Tanpa mau kehilangan kesempatan untuk memaknai ungkapan tersebut, saya menuliskan artikel sederhana ini sebagai alarm bagi saya. Indonesia maju menjadi tanggung jawab saya pula. Tidak perlu harus jadi 'orang besar' dulu baru ikut terlibat untuk Indonesia maju. Membaca realitas, mereflesikannya dan menuangkan ide-ide baik  dalam rubrik kompasiana secara rutin (no hoax), sudah merupakan satu sumbangan berharga untuk Indonesia maju.  

Terima kasih presiden Jokowi atas ungkapan ini. Maaf saya telah terlebih dahulu mengatakan, selamat datang pada Indonesia maju yang bapak serukan tadi siang. Jikalau Presiden Soekarno hidup lagi dan meminta sepuluh pemuda untuk bersamanya mengguncang dunia, saya mau jadi salah satu dari sepuluh pemuda itu; Jikaulau Bapak Presiden Jokowi meminta berapa pun dari kalangan pemuda untuk membantu bapak mewujudkan Indonesia maju, saya orang pertama menawarkan diri untuk membantu bapak.

Saya siap untuk Indonesia maju, sekalipun mati berkalang sudah jadi takdir. Salam Merdeka untuk Indonesia Maju, teriring Proficiat untuk Bapak Presiden Jokowi dan bapak wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin. Selamat Bekerja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun