Mohon tunggu...
Anton Kapitan
Anton Kapitan Mohon Tunggu... Guru - Seorang pegiat pendidikan yang menyukai diskusi dan debat

Anton Kapitan adalah seorang pemuda kelahiran Supun, TTU-Timor, NTT. Berjuang memaknai hidup dengan berpikir, berkata dan berbuat dalam spirit 4s. Mengupayakan sekolah kehidupan bagi anak-anak di pedalaman. Mengusahakan pendidikan sepanjang hidup. Pemimpi dari Timur untuk Indonesia dan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Apa dengan Tanda Tangan Pak Ruki?

3 Maret 2015   18:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:13 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pagi tadi, Selasa, 03 Maret 2015, sekitar tiga ratus pegawai KPK (Komisi Pemberantas Korupsi) menandatangani kain putih sepanjang 10 meter di depan gedung KPK sebagai aksi penolakan dan protes atas pelimpahan kasus BG kepada pihak Kejaksanaan. Dua hal lain pun menjadi titik pijak aksi para pegawai tersebut, antara lain: meminta pimpinan KPK agar segera mengupayakan proses PK (Peninjauan Kembali) keputusan praperadilan kasus BG; Meminta pimpinan menjelaskan secara terbuka strategi pemberantasan korupsi KPK.

Awalnya Pimpinan KPK, Taufiecqurachman Ruki menanggapi santai rencana aksi para abdi negara yang berada di bawah payung KPK. 'Saya tidak pernah mendengar seperti itu dan juga saya harus katakan bahwa saya tidak yakin ada hal seperti itu', ungkap pak Ruki sebagaiman dikutip beberapa media sosial online. Tapi apa yang terjadi, ternyata keyakinan beliau tidak benar. Para pegawai melakukan aksi dan yang menarik bahwa Pak Ruki sebagai pimpinan KPK yang menjadi arah dan bagian dari aksi demo dan penolakan ternyata turut menandatangi kain putih yang dibentangkan di depan gedung KPK sebagai aksi penolakan para pegawai KPK. Bahkan sang pimpinan KPK ini turut menyanyikan lagu 'Maju Tak Gentar' bersama para pegawainya.

Saya sebagai bagian dari Anak Indonesia sedang bertanya, 'Kenapa pak Ruki yang sedang menjadi sasaran dari demo dan penolakan tersebut koq bisa se-gentleman itu berdiri di depan pegawainya dan bahkan turut membubuhkan tandatangan pada kain putih? Bukan tanda tangan itu hanya diperuntukan bagi para pegawai yang sedang memprotes pimpinannya (dalam hal ini Pak Ruki, cs) yang telah sepakat melimpahkan kasus BG kepada pihak Kejaksaan? Sembari berbangga karena sang pimpinan bersedia menjumpai pegawainya, juga sembari berbangga karena sang pimpinan bisa rendah hati mendengarkan masukan dari para pegawainya, saya bertanya dalam hati: ada apa dengan tandatangan yang dibubuhkan pak Ruki di atas kain putih itu? Jadi kalau beliau yang mau ditolak dengan tanda tangan itu turut memberi tanda tangan, apa itu berarti beliau sendiri menolak dirinya? ha...ha....lucu sekali kan? Saya tidak yakin demikian. Bagaimana mungkin beliau menolak dirinya sendiri yang telah membuat keputusan melimpahkan kasus BG kepada pihak kejaksaan? Saya boleh membuat pengandaian, jangan-jangan beliau menandatangi kain putih tersebut sebagai bentuk solidnya beliau bersama para pegawai KPK untuk menantang pihak lain yang berusaha menekan KPK agar segera mengalihkan kasus tersebut kepada Pihak Kejaksaan. Mari berpikir lebih jernih. Semoga saja, kita tidak saling mempermainkan dalam menata politik negeri ini demi kebaikan bersama. Semoga saja hukum yang menjadi alat kontrol negeri ini dalam mewujudkan cita-cita luhurnya tidak menjadi objek permainan banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun