Mohon tunggu...
Muhammad Fathoni
Muhammad Fathoni Mohon Tunggu... lainnya -

Sejak lahir tinggal di Surabaya dan belum pernah pindah ke kota lain sempat tinggal dua bulan di Jogja, dan tertarik untuk lebih mengenal kota-kota lain di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dirgahayu Indonesia

12 Agustus 2012   14:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:53 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah pesan singkat baru saja masuk. Kurang lebih begini isinya:

“ Hari ini kegiatannya apa saja mas? Di sana bagus ndak mas?”

Lalu dibalasnya dengan segera, “ Nanti siang ketemuan sama tokoh/ pegiat lokal trus lanjut ketemuan sama perwakilan pemerintah setempat Pak. Di sini bagus Pak, terawat, kawasan sungainya cantik .”

Datang lagi balasan, “ Mulai sekarang coba dipikirkan untuk merencanakan kerja di sana. Kalo perlu jadi warga negara sana.”

Seketika pun dia tertawa heran tak tahu apa maksud pesan singkat tersebut.

*

Orang dilahirkan di bumi, tidak bisa memilih untuk menjadi bangsa apa. Tuhan pasti sudah punya pertimbangan khusus mengapa kita dilahirkan sebagai bangsa tertentu. Lahir menjadi bagian dari bangsa yang kondisinya maju atau bahkan terpuruk. Tidak pernah ada seorang bayi protes pada Tuhan karena ditakdirkan untuk menjadi bagian dari bangsa yang terpuruk. Karena memang belum mampu. Namun seiring bertambahnya usia dan pengetahuan serta serangkaian peristiwa yang dialami, perasaan itu mungkin saja hadir di dalam pikiran dan hati. Muncul kekesalan mengenai kondisi bangsa yang korup, bobrok di segala lini, tertinggal dalam beberapa hal dan sebagainya. Sikap diri cenderung protes, menyalahkan, mencibir, dan hal-hal sejenis lainnya. Rasa pesimis dan tidak percaya lebih berkuasa. Salahkah sikap itu? Tak tahulah.

*

Seorang warga negara Korea yang cinta Indonesia pernah diwawancarai oleh seorang Indonesia. Banyak hal yang membuat ia begitu cinta kepada Indonesia. Begitu cintanya pada negara ini, ia banyak memberikan bantuan kepada orang Indonesia yang sedang berada di negaranya. Diawali dengan penjelasannya mengenai alasannya cinta pada Indonesia, berikut sedikit kutipan wawancara tersebut:

Indonesia: Melihat kondisi Negara Indonesia seperti saat ini yang banyak kasus korupsi dan dianggap sudah bobrok, bagaimana Anda menyikapinya?

Korea: Saya tetap cinta dengan Indonesia. Dan saya yakin Indonesia masih akan tetap menjadi bangsa yang besar. Indonesia masih akan tetap berdiri kokoh hingga 100, 1000 tahun bahkan lebih lama lagi. Buat saya, Indonesia masih begitu muda sebagai sebuah negara. Baru puluhan tahun merdeka. Perjalanan Indonesia masih panjang.

Wow ! Seorang yang bukan bangsa Indonesia bisa begitu optimis menilai Indonesia.

*

Beberapa tahun belakangan, orang-orang Australia semakin banyak yang mempelajari Bahasa Indonesia. Bahkan kini Bahasa Indonesia sudah masuk menjadi bagian dari kurikulum pendidikan. Beberapa waktu lalu, ada sebuah tayangan di televisi yang menunjukkan seorang mahasiswa Australia sedang tampil di sebuah acara membawakan sebuah puisi berbahasa Indonesia. Kurang lebih, berikut kutipan dari puisi tersebut:

Jadilah pohon beringin yang tegar di puncak gunung

Jika tak mampu, jadilah belukar yang kuat

Jika tak mampu, jadilah rumput di pinggir jalan yang menguatkan tanah disekitarnya

Nilai kebenaran, tidak diukur dari tinggi rendahnya ukuran

Jika Kau jadi beringin, jadilah beringin yang terbaik

Jika Kau jadi belukar, jadilah belukar terbaik

Jika Kau jadi rumput, jadilah rumput terbaik

Jadilah dirimu, sebaik-baik dirimu

*

Bangsa sebesar Amerika pun pernah mengalami masa-masa suram

Begitu juga bangsa-bangsa Eropa

Buruknya kondisi negara/ bangsa saat ini bukan diselesaikan dengan jalan sekedar protes, mencibir dan hal sejenis lainnya

Terlebih lagi berpindah kewarganegaraan

Optimisme akan adanya perubahan kondisi bangsa menjadi lebih baik, harus ada

Seperti puisi di atas

Jadilah guru yang sebaik-baiknya

Jadilah dokter sebaik-baiknya

Jadilah birokrat sebaik-baiknya

Jadilah pengusaha sebaik-baiknya

Jadilah apa pun sebaik-baiknya

Jadilah bangsa Indonesia sebaik yang kita mampu

Dengan begitu, negara kita akan semakin maju

Terus optimis dan berbuat yang terbaik

DIRGAHAYU INDONESIA

MERDEKA

*sebuah kontemplasi menyambut hari kemerdekaan Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun