Mohon tunggu...
Muhammad Fathoni
Muhammad Fathoni Mohon Tunggu... lainnya -

Sejak lahir tinggal di Surabaya dan belum pernah pindah ke kota lain sempat tinggal dua bulan di Jogja, dan tertarik untuk lebih mengenal kota-kota lain di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar untuk Tidak Merugikan Orang Lain

7 Januari 2012   00:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:14 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 1 Januari 2012 ini, saya berlibur bersama keluarga pacar saya ke kawasan wisata Jatim Park 2. Sekitar pukul 8.30 pagi, mobil yang saya tumpangi masuk ke area parkir dan mendapatkan slot parkir di bagian atas yang jauh dari pintu masuk utama. Sambil menunggu mobil yang satu lagi datang, kami yang ada di dalam mobil mendengarkan musik. Perhatian kami lalu tertuju pada sebuh keluarga yang baru saja parkir di belakang kami. Dengan menggunakan mobil Kijang Inova (saya sebutkan merk untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan keluarga tsb, tidak ada maksud lain), keluarga tersebut satu persatu keluar dari mobil. Namun mereka tidak langsung menuju ke loket untuk membeli tiket, tetapi menggelar tikar untuk sarapan pagi. Sialnya, tikar tersebut mereka letakkan di satu slot parkir di sebelah mobil mereka.

Sejurus kemudian, semua perbekalan dikeluarkan dari mobil. Lengkap mulai dari nasi yang masih hangat, lauk yang komplit, minuman dingin berbau berasa dan berwarna pun ikut disajikan. Dan beberapa saat kemudian, kami yang ada didalam mobil menjadi emosi. Satu persatu sampah yang mereka produksi dibuang begitu saja seenaknya di sekitar mobil mereka. Mulai plastik hingga sampah lainnya. Wajah mereka seperti tidak merasa berdosa dengan apa yang telah dilakukan. Mungkin bagi Anda yang benar-benar memegang teguh prinsip membuang sampah pada tempatnya, akan merasakan emosi yang sama seperti yang kami rasakan.

Setelah sekian lama membuat orang lain tidak kebagian slot parkir, akhirnya keluarga tersebut selesai sarapan dan mulai melipat tikar serta membereskan barang-barang mereka. Sempat terlihat gelagat aneh dari salah satu laki-laki yang ada dalam keluarga tersebut. Beberapa minuman dimasukkan ke dalam bantal yang mereka bawa. Tidak lama kemudian mereka bergegas menuju loket. Tetapi masih banyak yang tertinggal. Yak, benar sekali. Sampah-sampah hasil perbuatan mereka.

Setelah menunggu cukup lama, kami pun sekeluarga akhirnya masuk ke Batu Secret Zoo. Kondisinya yang sangat ramai pengunjung membuat kami berjalan pelan-pelan. Setelah hampir setengah perjalanan di dalam wahana, saya dan pacar saya bertemu lagi dengan rombongan keluarga tadi. Beberapa dari mereka terlihat sedang duduk dan tidur-tiduran dengan tikar ditemani minuman yang tadi dimasukkan ke dalam bantal. Saya baru sadar, ternyata laki-laki tersebut memasukkan minuman ke dalam bantal agar mereka tidak perlu lagi membeli minuman di dalam wahana. Padahal, pertauran sudah jelas bahwa dilarang membawa makanan dan minuman dari luar.

Setidaknya apa yang saya lihat, mungkin bisa mewakili kondisi bangsa ini. Menurut saya, apa yang terjadi pada bangsa ini adalah cerminan dari apa yang terjadi pada keluarga-keluarga Indonesia kebanyakan. Jangan pernah menyalahkan anak-anak kita ketika sudah dewasa nanti menjadi koruptor karena sejak dari kecil mereka dibiasakan untuk tidak merasa bertanggung jawab atau merasa bersalah ketika merugikan kepentingan orang lain. Jangan pernah berkata bahwa anak kita tidak mungkin melakukan korupsi karena anak kita adalah anak yang berprilaku baik sementara sejak kecil, kita memberikan contoh prilaku yang buruk. Mari belajar untuk tidak merugikan orang lain. Mari kita disiplinkan diri dan keluarga kita terlebih dahulu. Karena bangsa ini akan berubah ke arah yang lebih baik, ketika keluarga kita berusaha untuk selalu berbuat baik dan benar.

Surabaya, 7 Januari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun