Mohon tunggu...
Rez Tonosaur
Rez Tonosaur Mohon Tunggu... lainnya -

hmm..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Frank..

11 Juli 2011   16:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:45 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

frank berjalan menyusuri sebuah lorong gelap.. sudah terlalu malam untuk mahluk lain berkeliaran di kota itu.. kebanyakan manusia sudah terlelap meski sebagian memang masih memiliki kesibukan masing2.. tapi frank tidak memikirkan itu semua melainkan suatu benda yang ia dekap di dadanya yang hanya tampak seperti sebuah gulungan kain itu.. dalam keremangan kita tidak akan tau jelas benda apa itu lagipula bulan malam ini tertutup awan gelap,, entah apakah akan turun hujan ataukah tidak..

langkah frank terhenti ketika ia melihat bayangan seseorang yang berdiri di kejauhan.. bayangan itu begitu panjang hingga berakhir beberapa inci dari kaki frank.. dan untuk sejenak ia tidak mengenal orang yang berdiri di hadapannya itu hingga sebuah pantulan cahaya yang berasal dari kacamatanya memberikan sebuah petunjuk..

"dokter jack.." frank menggumam..
"hallo frank..!" sang dokter pun menyapa frank dengan riang seolah2 waktu dan suasana di tempat itu benar2 berbeda dari yang sebenarnya.. frank semakin gusar dengan sikap sang dokter..

"jangan halangi jalanku..!"
"oh kau mengancamku..? atau apa..??"
frank mencoba menahan diri tapi cemoohan dari dokter jack membuat amarahnya melonjak..
"pergi kau..!!!" teriakan itu membuat hening seluruh kota untuk beberapa detik.. sebuah tangisan kecil terdengar dari arah gulungan kain yang sejak awal frank bawa..

sang dokter pun tertawa meringis.. gigi emasnya memantulkan sinar lampu.. awan gelap sedikit demi sedikit menyingkir bulanpun memperjelas pemandangan di kota itu.. mahluk di dalam gulungan kain itu menyerupai bayi kecil.. tangisannya begitu lirih namun ia tidak bisa melakukan hal lain selain hanya menangis..

frank membalikkan badannya dan mulai berlari.. namun di ujung lorong ia melihat sesosok monster berukuran lebih besar dari dirinya dua atau tiga kali lipat.. sedangkan ketika ia mengalihkan pandangan pada ujung lorong yang lain ia mendapati dokter jack masih berdiri di situ.. frank tidak percaya dengan apa yang ia lihat.. karena ia tau bahwa monster itu adalah makhluk yang dokter jack sendiri ciptakan.. frank yakin karena ia pernah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri ketika saat dokter jack berubah wujud menjadi monster mengerikan itu.. tapi frank tidak memiliki pilihan lain.. ia terus berlari meski tau bahwa bahaya menghadang di depannya.. dan frank sadar bahwa ia telah berlari ke arah yang salah ketika mahluk besar itu mengangkat sebelah tangannya ke udara.. frank menyondongkan badannya bermaksud menubruk mahluk itu dengan kepalanya.. tapi sedetik kemudian frank merasakan pusing di kepalanya dengan posisi terkapar di lorong gelap itu..

bayi kecil yang frank dekap di dadanya terlempar dan dokter jack menangkapnya dengan tenang.. seolah2 semua kejadian itu telah dr jack rencanakan sebelumnya.. senyumnya yang khas masih selalu tersungging.. diikuti sebuah tawa ledekan yang khas pula.. "frank yang bodoh.. kamu harusnya tau bahwa kamu harus berbelok di gang itu.. HAHAHA..!"

tubuh frank terkulai lemas.. kepalanya nyut2an.. ia hanya mampu melihat dengan samar2 bayi kecilnya direbut dr jack.. ia pun menyesalkan kenapa ia tidak ingat bahwa yang ia hadapi tadi itu hanyalah sebuah beton tinggi besar di salah satu sisi kota..
"ah sialan.."
"ilusi.."

-END-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun