Kendati benar, subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) selama ini penikmatnya lebih besar rakyat golongan menengah ke atas. Pertanyaannya, apakah benar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, keputusan pemerintah menaikkan harga atau mengalihkan subsidi BBM merupakan pilihan terkahir yang diambil?Â
Apa benar itu pilihan terakhir, Bapak Jokowi? Tidak ada cara lain agar rakyat yang masih terus menderita dan miskin harta, terus bertambah penderitaan dan kesulitannya?Â
Pertanyaannya lagi, bila subsidi BBM dialihkan ke Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada rakyat yang berhak dalam beberapa termin, dapat membantu kehidupan rakyat yang terdampak akibat kenaikan harga BBM yang sudah pasti menimbulkan efek domino, kenaikan di berbagai bidang, terutama dalam masalah hajat hidup rakyat?
Berapa sih? Jumlah BLT yang dikasih ke rakyat yang berhak di banding dengan dampak kenaikan BBM di segala lini? Belum lagi, selama ini, program BLT masih terus bermasalah dan banyak sekali kasus salah sasaran karena penyelewengan data rakyat yang berhak menerima BLT sudah terjadi sejak lingkungan terkecil pemerintahan di Republik ini. Penyelewengan atau salah sasaran BLT pun banyak yang diskenario.
Benarkah menaikkan harga BBM yang berlaku sama untuk seluruh rakyat Indonesia memang pilihan terakhir? Pilihan yang cerdas dari Bapak Presiden dan Pemerintah?
Apakah benar menurut Bapak Jokowi, menaikkan harga BBM sama rata untuk seluruh rakyat, merupakan keputusan yang dibuat pemerintah dalam situasi yang sulit akibat gejolak harga minyak dunia?
Saat saya menonton Bapak Jokowi dalam dalam konferensi pers, Sabtu (3/9/2022) di siaran televisi, itulah yang jadi pertanyaan.
"Saat ini pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terkahir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM," kata Jokowi dalam konferensi pers, Sabtu (3/9/2022).
Bahkan Bapak Jokowi sampai bicara, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak tersebut supaya harga BBM di tanah air masih terjangkau. Tetapi mengapa akhirnya Bapak tidak kuat melindungi rakyat kecil dengan tetap menaikkan harga BBM sama rata untuk seluruh rakyat Indonesia?
Untuk apa Bapak bicara:
"Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN,"Â
Namun, menyebut anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah membengkak tiga kali lipat dari Rp 502,4 triliun dan angka tersebut bakal terus meningkat.