Intelegensi (otak), personality (pribadi/mental)
Kecerdasan intelegensi dan personality wajib digunakan dalam kehidupan karir (apa pun bidangnya) pun dalam kehidupan sosial masyarakat.
Dari kejadian ini, terus mengingatkan diri saya sendiri agar tak berbuat dan bertindak yang membunuh karakter diri saya sendiri. Terus berupaya bangkit dari kebodohan Selalu berupaya terus belajar dan memahami tentang apa itu kecerdasan.
Dengan terus menancapkan pemahaman bodoh dan cerdas, maka setiap sebelum berbicara, menulis, melangkah dan bergerak untuk segala sesuatu, saya ingat lagi apa itu cerdas dan bodoh, sebab perbuatan bodoh, sering tak disadari karena tak cerdas, dan sangat mudah dibaca oleh orang lain.
Sementara, orang-orang cerdas menjadikan kelebihan yang ada pada dirinya justru banyak yang digunakan untuk membodohi orang lain dengan perbuatan liciknya. Tak ubahnya model perilaku penjajah zaman kolonialisme, yang membuat rakyat jajahan tetap dibikin bodoh dengan berbagai dalih.
Kini, di zaman merdeka, perilaku licik yang diperankan oleh orang-orang cerdas terus dilanjutkan demi keuntungan dan kepentingan dirinya, kelompok, golongan, partainya, dinastinya, hingga oligarkinya.
Seteli tiga uang, orang-orang yang masih bodoh juga tampil sok pintar, gaya-gayaan dalam sikap dan perbuatannya.
Jadi, orang yang cerdas banyak yang licik, sementara orang yang bodoh malah mengaku cerdas dan berbuat "keminter".
Cerdas, bodoh
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna cerdas adalah sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya), tajam pikiran, sempurna pertumbuhan tubuhnya (sehat, kuat).
Sementara arti bodoh adalah tidak lekas mengerti, tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dan sebagainya), tidak memiliki pengetahuan (pendidikan, pengalaman).