******
"Diremehkan oleh bangsa-nya sendiri," tulis Asnawi sambil membubuhkan gambar tepuk tangan di Instagramnya, mencerminkan siapa Asnawi, tanpa mau melihat fakta dan data realistis tentang dirinya dan Timnas IndonesiaÂ
Bila cerdas, Asnawi malah seharusnya mengucapkab syukur dan berterima kasoh kepada publik sepak bola nasional yang telah mendukung dirinya dan Timnas baik secara positif mau pun yang dipandang negatif.
Pahami, bahwa mensuport secara baik dan positif dengan memuji serta mensuport dengan mengkritik dan sejenisnya, adalah bagian dari dukungan. Jangan jadi nampak bodoh lagi dan sok jadi pahlawan. Perjalanan masih panjang.
******
Janganlah banyak bicara dan bertindak tanpa berpikir, melangkah pakai kacamata kuda hingga nampak bodohnya. Berbicaralah, menulislah, melangkah, berbuat, bergerak, bertindak, bekerja, berusaha dengan perhatikan pondasi fakta dan data, jadi nampak kompeten, ilmiah, dan kecerdasannya.
(Supartono JW.15062022)
Sebelum laga antara Timnas Indonesia vs Timnas Nepal, saya tidak menulis prediksi. Pasalnya, saya sudah yakin bahwa Pasukan Garuda akan mampu mengatasi Nepal, bukan hanya berdasarkan fakta ranking FIFA, tetapi juga dengan melihat catatan matematis dan statistik semua laga di Grup A yang sudah dilalui.
Benar, Pasukan Garuda mampu melesakkan dua gol saat Nepal masih dihuni 11 pemain. Setelah Nepal kehilangan 1 pemain, maka wajar menjadi bulan-bulanan pasukan STy hingga menang 7-0.
Atasi Cemen, teknik, dan speed