Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Mahasiswa: Kok Bisa Kecolongan, Mahasiswa Lain ke Mana?

24 April 2022   22:50 Diperbarui: 24 April 2022   22:57 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kaget, kok bisa ada partai siluman? Tidak  ada angin, tidak ada hujan, tahu-tahu ada partai baru yang malah sudah langsung terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), dan tak tanggung-tanggung langsung pakai nama PARTAI MAHASISWA.

Sementara mahasiswa yang lain berjibaku membela rakyat dengan melakukan demonstrasi ke Istana Negara dan DPR, ini ada.yang malah adem ayem, ngumpet tak ikut demo, tak tahunya sudah bikin partai.

Tak cerdas, mau digiring, terperangkap

Gilanya, kok bisa langsung pakai nama mahasiswa. Ini mahasiswa yang mana? Mahasiswa Indonesia? Mahasiswa provinsi? Mahasiswa Kabupaten/Kota? Mahasiswa Kecamatan? Atau mahasiswa Desa/Kelurahan/RW/RT? Lucu.

Selama ini, kitah mahasiswa Indonesia itu sudah terlegitimasi secara publik sebagai
pengontrol kebijakan pemerintah.

Bila akhirnya banyak pihak yang bilang lahirnya Partai Mahasiswa ini lucu, salah kaprah dan lainnya. Itu benar sekali. Memang, membikin partai adalah hak setiap warga negara. Tapi, di mana kecerdasan intelegensi para pencetus dan para pihak yang sepertinya memang ada yang sengaja menyeret mahasiswa yang masih dangkal ini, masuk ke politik praktis. Kuliah di mana sih mereka? Mau digiring dan terperangkap?

Mahasiswa itu, yang benar, kuliah S1 jatahnya 4 tahun. Kecuali nambah S2 dan S3, jadi bisa nambah 3/4 tahun lagi, masih bernama mahasiswa. Secara strukur organisasi kepartaian saja tentu akan ada kendala, bila dikaitkan dengan masa kuliah. Ini bikin partai dan tak sadar diri, apa tugas dan kewajiban mereka.

Mahasiswa tak permanen!

Mahasiswa itu datang dan pergi (lulus) Tak tetap, Tak permanen. Saat masih berstatus mahasiswa, punya suara hati yang dipadu dengan intelektualitas dan akademis, sehingga dapat cerdas mengontrol pemerintahan. Tetapi ketika selesai, tak berstatus mahasiswa, lulus, kalau demo statusnya jadi massa/rakyat.

Tak bisa dibantah, tak bisa disangkal. Mahasiswa tak permanen, maka sangat tak masuk akal bila membentuk partai. Suara hati dan idealisme pun pasti akan luntur, karena begitu masuk politik praktis, akan ditunggangi oleh berbagai kepentingan. Dan, ini sangat berbahaya bagi negara Indonesia, karena rakyat tak akan ada lagi yang membela.

Secara sejarah, historis, sejak Indoesia merdeka, gerakan mahasiswa telah menjadi gerakan yang datang dan pergi untuk membawa aspirasi rakyat. Bila menjadi partai, maka gerakan mahasiswa akan permanen. Tak datang dan pergi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun