Sebaliknya, mustahil juga bila para pelaku juga tak cerdas intelegensi dan personality, tetapi nyatanya mereka tetap melakukan aksi kekerasan fisik terhadap korban, seolah lupa atau melupakan bahwa aksi kekerasan melawan hukum.
Sadar diri, kunci!
Dari peristiwa pemukulan tersebut, ada hikmah di baliknya. Tragedi pemukulan adalah buah dari perbuatan yang jauh dari sikap sadar diri dan ketidakmampuan mengelola dendam.
Setiap orang yang sudah mengenyam bangku sekolah atau kuliah, tentu memahami apa itu sadar diri dan dendam. Bahkan, orang yang belum mengenyam bangku pendidikan pun, dapat menilai dirinya sendiri. Mengkalkulasi mana saja perbuatan benar dan baik yang telah ditorehkan sepanjang hidupnya. Mana saja perbuatan salah, dosa, jahat yang pernah dilakukannya.
Begitu pun pada persoalan dendam, berbuat jahat dan melawan hukum kepada sesama manusia dan kepada Tuhan. Siapa pun yang melakukan perbuatan dendam dengan kekerasan/kejahatan, balasan di dunia tentu akan terjerat hukum yang berlaku. Akan ada hukuman yang menanti di akhirat.
Jadi, agar orang lain tak sampai menaruh benci dan dendam kepada diri kita, kesadaran diri adalah kuncinya. Sadari bahwa sikap dan perbuatan kita yang membikin orang lain marah, kecewa, jangan sampai terjadi berulang. Segera minta maaf, instrospeksi dan refleksi diri.
Dengan begitu, diri kita akan termasuk orang yang mencipta suasan damai dan rukun di muka bumi ini, karena sadar diri atas segala perbuatan yang merugikan, membikin orang lain kecewa, marah, hingga bertumpuk sampai berujud dendam.Â
Siapa yang membikin orang lain dendam? Tentu, karena perbuatan saya/kita yang tak segera diselesaikan, minta maaf, dan tidak menguli kesalahan dan perbuatan lagi yang bikin orang lain dan masyarakat marah.
Dengan sadar diri, maka saya/kita juga akan mampu menghindari perbuatan dendam. Sebab, akibat perbuatan dendam, sudah pasti.yang akan rugi adalah diri saya/kita sendiri.
Bila orang lain membikin saya/kita sampai kecewa, marah, maka selesaikan masalah dengan benar. Jangan didiamkan, ditumpuk, sampai akhirnya menimbulkan dendam.
Kini, di negeri ini, di dunia maya, tak terhitung orang yang pekerjaannya memancing orang marah, kecewa, sampai dendam. Semoga orang-orang ini segera sadar diri, meminta maaf, tak lagi memancing kemarahan dan bikin gaduh dan keruh suasana, hingga ibadah Ramadhan khusyuk.