Perbuatan benar dan baik, selalu datang dari hati yang bersih dan otak yang cerdas. (Supartono JW, ditulis ulang 06082021)
Mengapa ada orang yang sampai enek, muak pada orang lain? Apa salah orang itu, sampai orang lain enek? Sementara, banyak juga orang yang respek, hormat kepada orang lain. Mengapa ada orang yang sampai dihormati oleh orang lain?
Untuk mendapatkan respek atau rasa hormat dari orang lain, bagaimana sih?Apa harus kaya harta? Punya kedudukan, pangkat, atau sejenisnya? Apa harus ganteng, cantik, jadi orang terpandang dan lain sebagainya?
Sekarang di televisi nasional malah sedang trend, menayangkan tokoh-tokoh muda kaya harta  di Indonesia. Sebutannya crazy rich, super kaya. Dijadikan tayangan komersil yang tujuannya untuk pamer atau menginspirasi?
Apakah acara crazy rich itu akan membikin masyarakat respek, menaruh rasa hormat? Atau sebaliknya malah enek, muak? Harapannya menginspirasi.
Dalam perkembangan global sekarang, saat media sosial menjadi dewa bagi umat manusia, sebab bukan hanya untuk berbagai kegiatan di dunia maya, media sosial juga sudah menjadi kendaraan untuk mengeruk dan menghasilkan uang dengan berbagai ragam.
Tak terkecuali, media sosial juga menjadi sarana setiap orang, dari mulai rakyat jelata hingga kaum elite di negeri ini, sampai lahir istilah artis selebgram, untuk mengaktualisasi diri, hingga aktivitasnya yang tak henti, menjadikan seseorang ada yang diganjar respek, rasa hormat atau enek, muak oleh orang lain.
Rasa respek, rasa hormat atau rasa enek, muak seseorang kepada orang lain, kini terjadi akibat perilaku dan sikap seseorang baik dalam dunia nyata maupun dunia maya.
Kira-kira, di dunia nyata, apakah banyak orang yang enek, muak kepada saya, karena sikap, perilaku, dan perbuatan saya di hadapan dan di belakang mereka?
Kira-kira, di dunia maya, apakah banyak orang yang enek, muak kepada saya, karena sikap, perilaku, dan perbuatan saya di media sosial?
Budaya lazim