Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Proposal Diri Apa, Sih? Mengapa Menunggu Tahun Baru untuk Berubah?

30 Desember 2021   19:46 Diperbarui: 30 Desember 2021   19:48 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Ada proposal dirikah dalam kehidupan saya? Kalau ada, seperti apa, sih? Ada loh, orang yang sampai bikin proposal (skenario dan penyutradaraan) untuk dapat ke luar dari pekerjaan formalnya, karena adanya ketidakadilan dan pendzaliman dari pimpinannya. Ini tergolong tak populer, tapi terjadi. Normal tidak, sih? Ya, normal saja. Itu namanya proposal diri. Untuk kebutuhan diri sendiri, meski tetap melibatkan orang lain.

Yang normal dan wajar,  proposal itu dibikin oleh orang untuk usaha, melamar pekerjaan, melakukan kegiatan, dll. Tetapi bicara proposal diri, memang belum mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia.

Selama ini, proposal itu hanya identik dengan kegiatan yang ada kepanitiannya, kontrak kerjasama, dan sejenisnya. Padahal para elite di negeri ini, proposal sudah menjadi barang biasa demi mewujudkan kepentingannya.

Mau jadi politikus? Mau duduk sebagai pemimpin daerah? Duduk di parlemen atau pemerintahan? Ada proposalnya. Ada skenario dan penyutradaraannya.

Bikin kebijakan yang berpihak dan menguntungkan yang punya kepentingan, yang punya kuasa? Melibatkan keluarga dalam bisnis dan politik serta parlemen? Semua ada proposalnya. Sampai hal terkait Covid-19, ada skenario dan sutradaranya. Apalagi untuk dinasti politik, oligarki dan sekawanannya. Ada proposalnya, skenario, dan penyutradaraanya.

Berubah menunggu tahun baru?

Dalam budaya kehidipan sehari-hari masyarakat kita, proposal adalah barang asing dan tak mendarah daging. Padahal mau melakukan apa pun, proposal diri menjadi syarat mutlak untuk menuai keberhasilan.

Tetapi bicara tahun baru, tradisinya juga dijadikan sebagai tonggak perubahan oleh masyarakat kita dan dunia.
Mengapa mau berubah dari hal yang negatif kepada hal positif atau benar dan baik demi langkah maju dan bangkit dari situasi dan kondisi dan lain sebagainya, harus menunggu pergantian tahun?

Selama ini, hadirnya tahun baru, baik berdasarkan penanggalan Hijriah maupun Masehi, selalu menjadi wacana bagi individu maupun kelompok dan golongan serta masyarakat, menjadi titik awal langkah untuk perubahan yang lebih baik dan sejenisnya baik tentang sikap dan perilakunya, karakternya, kehidupannya, pekerjaannya, usahanya, pendidikannya, kreativitas dan inovasinya, hingga keimanannya, dll.

Mengapa tahun baru selama ini dijadikan wacana untuk berubah seperti demikian? Siapa yang memulainya? Siapa yang menjadikan hal itu menjadi budaya?

Jawabnya, peradaban yang telah mengajarkan dan mendidik umat manusia, sejak makhluk bernama manusia di hadirkan ke bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun