Pertanyaannya:
1. Apakah saya memiliki komitmen untuk berhasil dengan disiplin dan bertanggungjawab pada diri sendiri, orang lain, kelompok, lingkungan kerja dan lainnya? Tidak mencari untung dan kepentingan pribadi di atas penderitaan dan kekecewaan orang lain? Â Catatannya, Â kata-katamu adalah kualitas dirimu. Sikap dan karakter kita adalah cermin kualitas hati dan diri.
2. Apakah saya suka melakukan makian dan kata-kata kasar? Catatannya, kualitas diri dinilai dari bagaimana diri kita, ucapan kita, kelakukan kita, bukan apa yang kita miliki.
3. Apakah saya rela berkorban? Catatannya, selama ini apakah saya mau berkorban waktu, tenaga, pikiran, dan uang baik untuk diri sendiri, keluarga dan orang lain? Rasa memiliki dan mencintai itu dilihat dari fakta dan bukti besarnya pengorbanan (waktu, tenaga, pikiran, uang), bukan sekadar ucapan dan kata-kata.
4. Apakah saya fokus pada kualitas apa pun yang saya komitmen lakukan?
5. Apakah saya mengambil keputusan terakhir dalam setiap hal yang dilakukan dengan pertimbangan matang dan cerdas?
6. Apakah saya berpikir bahwa mencapai hasil terbaik dapat dicapai melalui cara dan sarana prasarana yang sederhana tetapi berkualitas? Catatannya, kecerdasan hasil dari terus belajar dan membaca, membuat kita dapat berpikir kreatif-inovatif, menjadi pelopor, bukan pengekor, penjiplak.
7. Apakah saya memperlakukan orang lain dengan tata krama yang berkualitas?
8. Apakah yang kita kerjakan bermaslahat, mendatangkan kebaikan, keselamatan, faedah, berguna bagi diri dan orang lain?
9. Apakah kebiasaan saya dalam berbagai hal baik dan positif?
10. Apakah saya meminta maaf saat berbuat dan bertindak salah?
11. Apakah saya mengganggap masalah sebagai pembelajaran, kegagalan sebagai guru?
Di luar pertamyaan-pertanyaan tersebut, Â dalam kehidupan sehari-hari, juga harus hati-hati melontarkan pertanyaan kepada orang lain atau menjawab pertanyaan orang lain baik secara pribadi maupun dalam grup dan lainnya, dalam situasi apa pun, karena pertanyaan dan jawaban kita, menunjukkan kualitas diri kita.
Ingat, kualitas diri bukan hal yang kebetulan, tetapi dari hasil usaha dan kerja keras yang cerdas.Â
Terakhir, apakah diri saya sudah memahami orang lain dan dipahami oleh orang lain? Bila sudah, selamat, diri Anda berkualitas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H