Rasa memiliki dan mencintai sesuatu itu, dilihat dari fakta dan bukti besarnya pengorbanan (waktu, tenaga, pikiran, uang), bukan sekadar ucapan dan kata-kata. (Supartono JW.13122021)
Kualitas diri kita, kita sendiri.yang tahu, orang lain saksinya. (Supartono JW.13122021)
Sentuhan dan pengaruh positif dalam kehidupan, baik karena pendidikan, pergaulan, pertemanan dan lainnya, dapat membuat seseorang menjadi dirinya sendiri yang berkualitas. Sebaliknya, sentuhan dan pengaruh yang negatif, dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kualitas diri (pribadi) yang buruk.
Karenanya, tidak heran bila dalam kehidupan nyata kita dapat menjumpai orang yang memiliki kualitas diri, yaitu seseorang yang rendah hati, berbesar hati, berjiwa besar, penuh sopan santun, penuh etika, berbudi pekerti luhur, berkarakter mumpuni, penuh empati-simpati, peduli, tahu diri dan lainnya yang ditunjukkan oleh orang-orang, mulai dari orang-orang yang belum mengenyam bangku pendidikan, hingga yang sudah mengenyam pendidikan tinggi.Â
Sementara, kita juga dapat menemukan orang-orang mulai dari yang belum mengenyam bangku pendidikan, hingga sudah mengenyam bangku pendidikan tinggi, ternyata tidak ada perubahan karakter dalam kualitas dirinya alias dirinya tak berkualitas.
Mereka tetap saja tak rendah hati (sombong), tak berbesar hati, tidak berjiwa besar, tidak ada sopan santun, tidak ada etika, tidak berbudi pekerti luhur, berkarakter buruk, tak memiliki empati-simpati, tidak peduli, dan tidak tahu diri dan sebagainya.
Kira-kira, apakah saya tergolong orang yang memiliki kualitas diri? Atau saya, tergolong orang yang tak berkualitas diri?
Sebenarnya siapa diri saya? Apakah diri saya berkualitas untuk kehidupan diri saya sendiri? Apakah diri saya kualitasnya berguna bagi keluarga, orang lain, dan lingkungan (kelompok, grup, perkumpulan, kekeluargaan, kerja dll)?
Agar diri (pribadi) berkualitas
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya), atau mutu.
Sementara diri, pribadi diartikan sebagai manusia perseorangan (diri manusia atau diri sendiri) atau keadaan manusia sebagai perseorangan. Diri atau pribadi yang benar dan baik, biasanya dijadikan teladan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.