Orang semacam ini juga akan gengsi dan jual mahal untuk mengakui kesalahannya. Tidak bisa dan sulit diajak diskusi, rapat, karena pikiran hatinya tertutup dan tak mau ada kompromi, karena menganggap dirinya adalah kebenaran, orang lain selalu salah. Dan, sangat sulit mengendalikan ego. Tak pernah mendahulukan kepentingan orang lain
Orang yang belum selesai dengan.dirinya, tentu tak akan punya banyak teman. Meski punya, temannya pun akan menjaga jarak karena karakternya hanya mementingkan dirinya sendiri.
Orang yang belum selesai dengan dirinya sendiri, dapat dipastikan bahwa dia adalah golongan manusia yang miskin hati karena tak pernah punya hati, tak punya rasa peduli.
Apakah mereka akan tergerak hati turut membantu kesulitan, kesusahan, dan penderitaan orang lain, keluarga lain, perkumpulan yang dia ikuti, kelompok yang dia ikuti, dan lain sebagainya? Â Jawabnya, ada dalam kehidupan nyata di sekeliling kita.
Semoga akal dan pikiran saya terus disadarkan, agar selalu terjaga dalam kepekaan rasa untuk peduli dan terbuka hati terhadap sesama. Sebab peduli dan punya hati itu, tak harus menunggu kaya harta.
Sikap peduli, punya hati, kaya hati, yang kita bagi kepada orang lain tanpa diiringi pemberian harta, itu nilainya lebih dari emas, bahkan berlian. Apalagi bila kita turut berbagi dari sedikit harta yang kita miliki kepada orang lain.
Warna hati
Jadi, kira-kira, warna hati saya itu apa ya? Sesuai dengan sikap saya selama ini? Apa warnanya putih? Artinya makna hati yang lebih baru, bersih, sederhana dan suci? Atau warna coklat yang bisa menandakan bahwa saya punya rasa solidaritas dan dukungan kepada sesama  terutama yang kesusahan?
Atau warna merah yang berarti punya rasa cinta dan rasa memiliki, plus berani bersikap? Atau warna orange yang sering diartikan sebagai sikap tak sungguh-sungguh? Atau warna kuning yang lekat dengan gambaran suka pertemanan dan persahabatan?
Atau warna hijau yang dikaitkan hanya suka basa-basi, tak sungguh-sungguh? Lalu, warna lain hingga warna hitam? Yah, itu hanya istilah, tak harus dijadikan pemahaman dan tolok ukur.
Yang pasti semoga hati saya senantiasa memancarkan energi positif, hingga terus tersadarkan akan pentingnya kehidupan yang didasari oleh rasa peduli dan kaya hati. Aamiin.