Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setop Euforia, Lupakan Chinese Taipei, Lawan Timnas Berikut Lebih Unggul dan Istimewa

14 Oktober 2021   07:53 Diperbarui: 14 Oktober 2021   11:12 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejenak publik sepak bola nasional terhibur dan dilanda euforia, yaitu perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan. 

Pasalnya, di tengah hausnya publik sepak bola nasional atas prestasi tim nasional sepak bola Indonesia, ternyata Evan Dimas dan kawan-kawan mampu menghibur rakyat Indonesia dengan memberikan dua kemenangan beruntun atas timnas Chinese Taipei atau Taiwan dalam laga Babak Play-Off menuju Kualifikasi Piala Asia 2023.

Dua kemenangan tersebut pun turut menyelamatkan sang pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong (STy) dari evaluasi kinerja yang diultimatim oleh PSSI, sehingga tetap selamat dan dipercaya melanjutkan menukangi timnas Indonesia.

Sambil menyelam minum air, kemenangan pasukan Garuda atas timnas Taiwan pun akan diguyur bonus naiknya ranking FIFA Indonesia.

Kendati FIFA belum merilis ranking terbarunya, dari hitung-hitungan beberapa sumber, dua kemenangan timnas berbuntut tambahan poin dan kemungkinan ranking FIFA Indonesia akan melonjak hingga sepuluh langkah. 

Dari sekarang di posisi 175, diprediksi sesuai raihan poin dari dua kemenangan, ranking Indonesia akan  berada di posisi 165 dunia. Kita tunggu, apakah sesuai rilis terbaru FIFA nanti, Indonesia akan duduk di ranking 165?

Realistis di laga berikut

Harus diakui bahwa dua kemenangan timnas atau Taiwan, cukup menghibur publik sepak bola nasional. Namun, juga harus diakui bahwa meski Taiwan tak diperkuat beberapa pemain yang dicoret oleh federasinya sehingga tak dapat serta bermain saat bentrok dengan Indonesia, Taiwan bukanlah lawan yang sulit dan bukan tim yang Istimewa. Artinya, Taiwan memang berada di bawah kelas Indonesia.

Saat bentrok dalam dua laga, publik pun sempat kecewa, karena meladeni Taiwan yang bukan tim istimewa, pasukan STy yang sejatinya unggul segalanya di luar tinggi badan pemain, seharusnya dapat membungkam Taiwan dengan banyak gol. 

Faktanya, di laga pertama hanya mampu melesakkan dua gol dan bahkan kecolongan satu gol. Lalu, di laga kedua pun hanya mampu membikin tiga gol.

Untuk itu, STy dan calon pasukannya, di laga-laga berikut wajib realiatis. Publik sepak bola nasional pun harus pula realistis. 

Sebelum melangkah ke tingkat Asia apalagi dunia, lawan yang sebenarnya bagi timnas Indonesia di kawasan Asia Tenggara itu, tim seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. 

Kini, Indonesia sudah sulit meladeni Malaysia, Thailand, hingga Vietnam, apalagi Australia sebagai pendatang di kawasan Asia dan Asia Tenggara. 

Sebab, pada 1 Januari 2006, Australia secara resmi menjadi anggota ke-46 AFC. Kemudian pada 27 Agustus 2013, mereka masuk sebagai anggota ASEAN Football Federation (AFF).

Sekali lagi, dua kemenangan Indonesia atas Taiwan yang hanya sekadar berlaga dalam babak play-off demi mendapat tiket ikut babak kualifikasi Piala Asia 2023, adalah akibat dari jebloknya prestasi timnas dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022 yang hanya menjadi juru kunci Grup, sehingga getahnya, terperosok ke jurang babak play-off demi sekadar mendapat tiket babak kualifikasi.

Sebab sama-sama menjadi tim yang jeblok prestasinya, Indonesia pun bertemu Taiwan. Beruntung, Taiwan ternyata masih berada satu bahkan dua kelas di bawah Indonesia.

Dalam laga-laga berikutnya, timnas Indonesia tidak lagi akan menghadapi tim sekelas Taiwan, tetapi tim yang levelnya di atas Indonesia. 

Di situlah tugas STy dan pasukan yang nanti dipilihnya, untuk dapat membuktikan kepada publik sepak bola nasional bahwa timnas Indonesia minimal bisa kembali selevel dengan tim-tim di Asia Tenggara. 

Bila sudah selevel, secara bertahap, juga harus dapat dibuktikan, level timnas Indonesia naik levelnya di atas tim-tim Asia Tenggara, hingga merangkak selevel dengan tim-tim Asia sampai dunia.

Bukan pekerjaan semudah membalik telapak tangan, tetapi memang itulah tugas STy dan pasukannya.

Setop euforia berhasil membungkam Taiwan dua kali. Ingat, Indonesia akan mulai berlaga dengan menghadapi lawan-lawan yang sebenarnya. 

Mulai dari Kualifikasi Piala Asia U-23, Kualifikasi Piala Asia 2023, Piala AFF dll. Jadi, lupakan Taiwan, berpikirlah realistis akan lawan-lawan berikutnya yang pasti lebih unggul dan istimewa.

Apa artinya bila mampu menaklukan lawan yang lebih unggul dan istimewa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun