Merdeka yang sebenarnya, tanpa pamrih. (Supartono JW.17082021)
76 tahun sudah, Indonesia lepas dari penjajahan kolonialisme. Sepanjang 76 tahun itu, Indonesia pun sudah berkembang dengan menjadi negara besar yang memiliki wilayah yang luas beserta kekayaan alam yang melimpah, terkandung di dalam bumi dan air, pun memiliki jumlah ratusan juta rakyat.
Oleh karenanya, rasa syukur wajib terus kita panjatkan karena atas izin dan karuniaNya, para pahlawan pejuang kemerdekaan dengan mengorbankan darah dan nyawa mampu mengusir penjajah kolonialisme, hingga rakyat Indonesia merasakan dapat hidup di alam merdeka hingga sekarang.
Namun, sebagai refleksi di usia Indonesia yang ke-76 tahun, kira-kira apakah merdeka sesuai makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sudah dirasakan oleh rakyat Indonesia dengan sebenarnya dan sebaik-baiknya?
Merdeka maknanya bebas dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya. Merdeka juga berarti berdiri sendiri, tidak terkena atau lepas dari tuntutan, tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu, dan leluasa berbuat.
Pertanyaannya, apakah sesuai makna merdeka tersebut, rakyat sebagai pemilik sah Republik ini sudah benar-benar merdeka sesuai arti merdeka itu?
Sebagai refleksi, apakah rakyat sudah benar-benar bebas dari perhambaan? Apakah rakyat sudah benar-benar bebas dari penjajahan? Apakah rakyat benar-benar sudah dapat berdiri sendiri?Â
Apakah rakyat tidak terkena atau lepas dari tuntutan seperti hutang negara? Apakah rakyat dan negara ini tidak terikat dengan bangsa lain? Apakah rakyat dan negara ini tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu atau negara lain? Apakah rakyat leluasa berbuat sesuai keadilan dan hukum yang tak memihak?
Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan bangga atas segala perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara yang dibangun oleh berbagai periodisasi pemerintahan di segala bidang, Indonesia bahkan sudah lepas dari kategori negara berkembang.
Namun, bila melihat sektor pendidikan dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selama ini menjadi tolok ukur kemajuan sebuah bangsa, karena dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju, adalah bukti bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa itu mumpuni, maka di sektor ini, Indonesia terus terkendala karena pendidikan terus terpuruk.