Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menanam PPKM Darurat, Memetik Buah Apa?

16 Juli 2021   22:57 Diperbarui: 16 Juli 2021   22:59 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejatinya, cerita itu mewakili seluruh rakyat Indonesia. Kasihan rakyat kecil, sudah bansos tak merata dan tak cukup menutup kebutuhan, warung ditutup tidak boleh berjualan. Rakyat berteriak bagaimana bayar angsuran hutang, tagihan listrik, tagihan pokok dll. Mereka hanya mengandalkan penghasilan dari jualan dan ada yang cukup untuk makan sehari, ada yang tak cukup.

Rakyat juga berteriak, para petugas yang menertibkan rakyat kecil di saat PPKM itu, mereka gajian. Rakyat kecil tak gajian. Jualan hanya untuk sesuap nasi!

Bila melihat lebih dalam dan lebih dekat, rakyat juga terus terdampak psikologisnya. Terus hidup dalam kecemasan, depresi, menurun tingkat produktivitasnya, hingga sampai berdampak pada mental.

Sebenarnya, mau PSBB, mau PPKM boleh saja, tapi pikirkan kebutuhan pokok masyarakat! PPKM darurat diberlakukan, tapi tak diimbangi oleh jaminan kehidupan oleh pemerintah.

Rakyat pun berpikir, pemerintah hanya mau menekan rakyat demi kepentingannya, tapi tak menjamin kehidupan rakyat dan malah menekan kehidupan rakyat dengan tak adil. Meski benar, seluruh bangsa ini harus memerangi corona.

Buah sikap pemerintah

Inilah, buah dari sikap tak tegas pemerintah. Sikap setengah-setengah. Tapi juga tak adil karena rakyat digencet, mereka justru melanggar aturan yang dibuat sendiri.

Sejak awal berbagai pihak berharap pemimpin negeri melockdown Indonesia. Tapi ternyata tidak pernah mau. Kini terjawab, sementara rakyat terus ditekan dengan ketidakadilan, ada sebagian rakyat yang justru tambah kaya ditengah pandemi. Mengapa bertambah kaya? Rakyat juga tahu jawabnya.

Seandainya Indonesia sejak awal corona datang tegas melockdown dan terus ketat menjaga pintu masuk dari WNA dan WNI yang dari manca negara, tentu corona tak akan sehabat sekarang. Rakyat pun tentu akan salut, percaya kepada pemerintah. Lalu, terus peduli dan mendukung setiap kebijakan pemerintah menyangkut corona ini

Sayang, sejak awal pemerintah telah menabur benih sikap plin-plan, melanggar aturan yang dibuat sendiri, bersikap setengah-setengah. Maka, inilah balasan rakyat. Kira-kira bagaimana sikap rakyat bila PPKM darurat diperpanjang? Bagaimana sikap rakyat Indonesia terhadap pemerintah?

Andai saja sejak awal Indonesia di lockdown, rakyat digaransi kehidupannya. Apakah kira-kira corona akan sehebat sekarang? Tapi malah terus bersembunyi di balik kata-kata PSBBlah, PPKM lah! Dan, daerah juga yang wajib ikut menangggung beban. Sebenarnya karena apa? Bersembunyi di balik kebijakan itu? Rakyat juga tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun