17 laga tak terkalahkan, bukan saja memecahkan rekor tersendiri dalam sejarah perhelatan Euro, tapi sekaligus meraih trofi Euro 2020 meski di kandang lawan, yang didukung penuh oleh suporter militan Inggris di Stadion Wembley dengan skor 2-3 lewat adu pinaliti, setelah bermain imbang 1-1 hingga extra time, Senin (12/7/2021).
Memupus tuduhan konspirasi
Sukses ini, juga menambah rekor timnas Italia 34 kali tak terkalahkan sejak diasuh Roberto Mancini, sekaligus memupus tuduhan dari pihak-pihak yang selama ini menganggap Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) ada konspirasi di balik lolosnya Inggris hingga partai final dan menuduh Inggris sudah diskenario menjadi juara Euro 2020.
Aktor di balik keperkasaan Gli Azzurri yang boleh disebut tanpa bintang dalam mengarungi Euro 2020 adalah alenatore Roberto Mancini.
Sepanjang gelaran Euro 2020, tanpa disadari, saya juga telah menulis beberapa artikel khusus menyoal timnas Italia dan Roberto Mancini. Kendati saya tidak tahu apa yang terjadi secara detail di dalam timnas Italia, semua artikel saya tulis berdasarkan data-data dan statistik perjalanan Italia sejak Babak Kualifikasi Euro 2020, plus pernyataan-pernyataan Mancini di dalam konferensi pers maupun liputan media massa.
Hal ini, juga persis saya lakukan dalam mengamati Argentina, hingga saya memprediksi Argentina juara Copa America 2021, meski tampil melawan tuan rumah Brasil. Dan, terbukti Argentina juara Copa America 2021.
Atas semua data, statistik, dan performa mengkilap Italia, saya memberi gelar, Roberto Mancini Pelatih Pedagog.
Pelatih yang memahami betul aspek koginitif, afektif, dan psikomotor 26 pemain yang dipilih masuk dalam skuadnya. Memahami betul rapor teknik intelegensi, personaliti, dan speed (TIPS) Â setiap individu pemainnya dan menjadikan semua pemain adalah starter alias pemain utama. Sehingga, ke-26 pemain terus terjaga mentalnya, motivasinya, semangatnya, kepercayaan dirinya, rasa kebersamaan dan kekeluarganya, hingga saling melengkapi dan penuh rasa memiliki.
Jalannya partai final
Dalam partai final, publik sepak bola dunia dibuat terhenyak, ketika laga baru berjalan dua menit. Bek kiri Inggris, asal Klub Manchester United, Luke Shaw, yang tak terantisipasi, lepas dari kawalan berhasil menceploskan bola ke gawang Donnarumma. Gol cepat yang tak diduga. Namun, setelah gol tersebut, permainan justru berbalik dikuasai oleh Italia.
Inggris dibuat harus bermain bertahan demi mengamankan gawang dari gol balasan Italia. Nampak, barisan gelandang Italia berhasil mengusai sektor tengah, hingga terus mendikte para penggawa Inggris mempertahankan daerahnya.