Indonesia terdiam. Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/4/2021) melaluiKeputusan tentang pengangkatan Nadiem sebagai menteri yang tertuang dalam Keptusan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Pengupahan Kementerian serta Pengangkatan Beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.
Di luar harapan
Luar biasa. Ternyata apa yang diperkirakan beberapa pihak dan yakin Nadiem Makarim akan direshuflle, ternyata tak terbukti. Padahal, nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sangat-sangat santer dikabarkan menjadi salah satu nama yang akan 'ditendang' dalam kabinet Indonesia Maju.
Terlebih santernya isu, semakin bergerak liar, pasca Presiden Jokowi mengusulkan untuk melebur Kementerian Riset dan Teknologi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Usulan ini bahkan sudah mendapatkan lampu hijau dari parlemen. Apalagi, pendiri Go-Jek itu memang sudah sejak lama menjadi salah satu menteri yang paling banyak diminta diganti.
Harapan agar Nadiem diganti pun sudah ada survei, semisal dari Indonesia Political Opinion (IPO), yang dilansir oleh media nasional. Hasilnya, menunjukkan nama Nadiem berada di urutan teratas dari deretan menteri yang diminta diganti setelah 100 hari Kabinet Indonesia Maju bekerja.
Dari 1.600 responden, 42% menjawab perlu ada pergantian menteri, 36% menyatakan tidak perlu, dan 22% tidak menjawab. Dari angka tersebut, Nadiem Makarim berada di urutan ke 5 daftar menteri yang paling banyak diminta diganti.
Hasil survei  juga menunjukkan  bahwa masih banyak yang tidak puas dengan kinerja Nadiem, sehingga peluang reshuffle sangat terbuka.
Di luar survei tersebut, banyak pakar pendidikan, pengamat, dan praktisi yang menilai sosok Nadiem akan sulit dipertahankan usai peleburan kedua kementerian tersebut.Â
Pasalnya, penilaian sepak terjang Nadiem selama menjabat sebagai mendikbud saja masih kewalahan dan terlambat sekali dalam mengurus pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Diketahui pendidikan dasar yang terus terpuruk, nampaknya sulit diampu Nadiem.
Penilaian lainnya yang juga sudah menjadi bahan perbincangan di media televisi dan media massa pada umumnya, Nadiem Makarim dianggap memiliki beberapa kesalahan fatal. Sehingga secara keseluruhan, kinerja Mas Nadiem wajib dievaluasi.
Di antara kesalahan yang bikin berbagai pihak meradang semisal, terbaru tak dicantumkannya Hasyim Asyari dan Gus Dur di Kamus Sejarah. Sebelumnya hilangnya frasa agama dalam peta jalan nasional pendidikan 2020-2035 dan hilangnya mata pelajaran Pancasila dan Bahasa Indonesia dalam PP No 57 tahun 2021.