Sebenarnya, tanpa perlu ada pertanyaan kapan Festival Antar Provinsi menjelma menjadi Tingkat Nasional, hal itu memang sudah saya programkan. Programnya, Tahun 2018 di mulai dari 3 provinsi, DKI, Jabar, dan Banten, terlaksana dan sukses.
Berikutnya tahun 2019 bertambah wakil Jawa Tengah, melengkapi DKI, Jabar, dan Banten. Lalu, di tahun 2020, rencananya diikuti oleh DKI, Jabar Banten, Jateng, Jatim, dan Bali.
Sayang, hadirnya Covid-19 membuat Festival se-Jawa dan Bali tertunda. Namun, saat pandemi masih terus mewabah, di tahun 2021 ini akhirnya peserta kembali seperti tahun 2018.
Semoga tahun 2022, Festival Antar Provinsi terlaksana untuk Jawa dan Bali, dan tahun berikutnya bertahap ke pulau lain. Namun, bukan mustahil, bila tahun 2022, pandemi mereda, Festival langsung tingkat nasional.
Semoga pula, PSSI dan stakeholder terkait benar-benar peduli dengan apa yang sudah saya ungkap. Jangan terus menjadi utopia, khayalan, SSB/AS/DS terus lahir dan menjamur tapi tak ada pijakan aturan yang jelas dan baku. Bahkan menyoal pemahaman grassroots pun tak tersosialisasi dengan benar. Maka, saya sampai menulis artikel Ada di Grassroots, Tetapi Tak Paham Grassroots. Siapa yang salah dan harus bertanggungjawab? Atau tidak ada yang salah atau tidak perlu ada yang disalahan dan tidak perlu ada yang bertanggungjawab?
Sebab Festival Antar Provinsi Piala Mochammad Yana Aditya, saya jadi bermimpi Sepak Bola akar rumput (usia dini dan muda) Indonesia tertib.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H