Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Turnamen Pramusim Jangan Dibikin Polemik, Polri Sudah Pertimbangkan Izinnya!

2 Maret 2021   23:00 Diperbarui: 2 Maret 2021   23:30 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan, mereka yang terpapar virus corona, tersebar di ribuan tempat pemungutan suara (TPS). Namun, tidak diketahui secara pasti berapa jumlah petugas yang terpapar Covid-19 namun tetap bertugas.

Mirisnya, terdapat petugas KPPS terpapar Covid-19 yang masih hadir di TPS dan terdeteksi terjadi di 1.172 (TPS). Hal ini bahkan diungkap oleh anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin dalam Live Streaming Hasil Pengawasan Proses Pemungutan Suara di channel Youtube Bawaslu RI, Rabu (9/12/2020).

Dari seluruh petugas KPPS yang terpapar corona, kira-kira betapa ribu rakyat yang akhirnya ikut tertular? Namun, tidak ada berita yang mengungkap. Semua dibikin seperti ditelan bumi.

Seharusnya, sebelum kejadian itu, IDI keras bersuara. Sebab, masyarakat dan berbagai pihak pun sudah berbuih-buih bersuara, tetapi yang punya kuasa saat itu tetap mengganggap angin lalu, karena yang dipikiran dan hatinya, Pilkada tak boleh diganggu, karena ada kepentingan dan kontrak yang mustahil dibatalkan dengan para cukong yang telah menggelontorkan dana untuk Pilkada.

Gelontoran dana itu pun diungkap oleh salah satu menteri, ada lebih dari 93 persen calon kepala daerah di seluruh Indonesia didanai cukong.

Ke mana IDI saat itu? Kok kini repot memperkeruh suasana dan mencoba menyakiti hati rakyat Indonesia yang notabene-nya menjadi salah satu negara dengan publik pecinta sepak bola terbesar di dunia, dan menggantungkan hidup dari sepak bola.

Jadi, IDI seharusnya tidak bikin polemik, hargai dan hormati usaha PSSI dan Kemenpora, hargai Polri, harga publik sepak bola nasional. Turnamen pramusim dijadikan ajang ujian. Jadi, meski turnamen baru dibuka dan baru terjadi satu pertandingan, dan ternyata suporter ada yang melanggar, tentu turnamen bisa langsung disetop. Tidak seperti Pilkada, terus jalan meski sudah banyak korban berjatuhan.

Bagi para suporter, ayo patuhi aturan yang telah disepakati agar turnamen pramusim lancar, tidak ada pelanggaran protokol kesehatan, hingga tiket izin kompetisi resmi dapat dikantongi, karena turnamen pramusim lulus. Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun