Dalam perkembangannya, tumbuhnya rasa persatuan bangsa (nasionalisme) sejatinya dapat ditelisik dari dua aspek. Pertama kekuasaan fisik (lahir), atau disebut juga kekuasan material berupa kekerasan, paksaan. Kedua kekuasaan idealis (batin) yang berupa nafsu psikis, ide-ide, dan kepercayaan-kepercayaan.
Dengan demikian, semakin tipisnya rasa nasionalisme yang berakar dari lunturnya sikap Bhineka di masyarakat, manakah di antara kekuasaan fisik atau bathin yang kini dominan menyerang hati dan pikiran rakyat akibat dari kekuasaan yang memimpin bangsa ini?
Sekali lagi, Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Sewajibnya, kita haruslah dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit, dan lain-lain.
Lebih dari itu, Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau, setiap daerah memiliki adat istiadat, bahasa, aturan, kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, bila tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal Ika, maka akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti yang sekarang terus terjadi di Indonesia, terutama karena dipicu oleh konflik Pilkada dan Pilpres, hingga terus melebar dan melebar dan bersembunyi di balik kepentingan dan kepentingan yang terus menggelora dan sangat membahayakan disintegrasi bangsa.
Yah, kini terasa begitu mudahnya membuat konflik dan perseteruan di NKRI ini, berbanding terbalik dengan bagaimana para pejuang dan pahlawan berjuang dengan rela mengorbankan darah dan nyawa demi Indonesia merdeka.
Betapa rindu dan kangennya Bhineka Tunggal Ika itu hadir nyata dan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan (tanda atau alamat untuk memberitahukan sesuatu), bukan slogan (perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H