Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kangen Bhineka Tunggal Ika

26 November 2020   22:29 Diperbarui: 26 November 2020   22:57 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perkembangannya, tumbuhnya rasa persatuan bangsa (nasionalisme) sejatinya dapat ditelisik dari dua aspek. Pertama kekuasaan fisik (lahir), atau disebut juga kekuasan material berupa kekerasan, paksaan. Kedua kekuasaan idealis (batin) yang berupa nafsu psikis, ide-ide, dan kepercayaan-kepercayaan.

Dengan demikian, semakin tipisnya rasa nasionalisme yang berakar dari lunturnya sikap Bhineka di masyarakat, manakah di antara kekuasaan fisik atau bathin yang kini dominan menyerang hati dan pikiran rakyat akibat dari kekuasaan yang memimpin bangsa ini?

Sekali lagi, Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Sewajibnya, kita haruslah dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit, dan lain-lain.

Lebih dari itu, Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau, setiap daerah memiliki adat istiadat, bahasa, aturan, kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, bila tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal Ika, maka akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti yang sekarang terus terjadi di Indonesia, terutama karena dipicu oleh konflik Pilkada dan Pilpres, hingga terus melebar dan melebar dan bersembunyi di balik kepentingan dan kepentingan yang terus menggelora dan sangat membahayakan disintegrasi bangsa.

Yah, kini terasa begitu mudahnya membuat konflik dan perseteruan di NKRI ini, berbanding terbalik dengan bagaimana para pejuang dan pahlawan berjuang dengan rela mengorbankan darah dan nyawa demi Indonesia merdeka.

Betapa rindu dan kangennya Bhineka Tunggal Ika itu hadir nyata dan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan (tanda atau alamat untuk memberitahukan sesuatu), bukan slogan (perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun