Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menakar Budaya Toleran dan Intoleran di +62

20 November 2020   22:20 Diperbarui: 20 November 2020   22:29 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Supartono JW

Apakah Negeri ini telah kehilangan budaya toleransi? Toleransi yang menurut KBBI artinya sifat atau sikap toleran. Toleransi yang selama ini dikenal oleh masyarakat bangsa ini dan bangsa dunia sebagai cara menghargai dan menerima perbedaan atas berbagai perilaku, budaya, agama, dan ras yang ada di dunia ini.

Toleransi yang merupakan keniscayaan bagi bangsa majemuk dengan berbagai latar belakang suku, agama dan ras seperti Indonesia. Dan, sejak Indonesia merdeka, sebagai bangsa yang majemuk, toleransi sudah mendarah daging di setiap jiwa rakyat kita.

Ternyata, kini rakyat sudah semakin merasakan bahwa toleransi di negeri ini sudah benar-benar tak lagi menjadi sesuatu yang dapat dibanggakan.

Barangkali, sebagai contoh, apakah Pemimpin Indonesia masih menjunjung toleransi, karena sama sekali tak mendengar dan menghargai suara rakyat yang sampai menggelar demonstrasi menolak UU Cipta Kerja, sebelumnya juga tetap mengesahkan UU KPK yang juga ditolak dan demo oleh rakyat. Juga berbagai kebijakan dan keputusan yang tidak memihak rakyat. Tak amanah kepada rakyat.

Setali tiga uang, lihat betapa sikap tak toleran yang menghargai dan menerima perbedaan atas berbagai perilaku, budaya, agama, dan ras, juga terus dicipta dan dipertunjukkan oleh pihak-pihak yang mendukung siapa yang sedang berkuasa dan terus pula diapungkan hingga menimbulkan perseteruan dan permusuhan tak berujung dengan rakyat yang dikecewakan dan sangat mengancam disintegrasi bangsa.

Akibatnya, kini rakyat pun meniru sikap tak toleran, dan intoleran terhadap apa saja yang tak sesuai kehendak hatinya. Antar sesama rakyat jadi berselisih, bertikai, berkelahi, tawuran, hingga saling membunuh meski dipicu oleh persoalan-persoalan sepele.

Di jalan raya, sesama pengendara mau menang sendiri dan seperti jagoan, pun di berbagai tempat dan situasi lain. Sikap intoleran semakin tumbuh subur tak terkendali.

Bahkan, sikap intoleran pun kini sudah masuk merasuk dalam lingkungan keluarga. Anak tak menghargai orang tua, melawan dan sebagainya. Orang tua pun sebaliknya. Siapa yang menjadi teladan dari sikap intoleran ini?

Jawabnya siapa lagi kalau bukan para pemimpin bangsa yang diisi oleh para elite partai politik, yang justru terus membombardir rakyat dengan contoh-contoh sikap mereka yang jauh dari contoh toleran, namun semua sikap dan perilakunya terpublikasi di berbagai media massa dan media sosial yang sangat mudah diakses masyarakat di semua kelompok usia.

Percuma ada niat revolusi pendidikan karakter untuk generasi muda, bila kini malah sedang terjadi revolusi budaya intoleran yang sangat masif yang pelakunya justru generasi tua yang sedang memegang tampuk kekuasaan.

Bila ada tokoh masyarakat yang menyatakan bahwa orang yang memiliki sikap toleransi tinggi maka akan cenderung lebih berbahagia, karena orang yang intoleran lebih banyak memiliki kecurigaan tinggi terhadap orang lain, rasanya lucu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun