Orang yang rendah hati, luhur budi, biasanya cerdas intelegensi dan emosi, maka kritik menjadi sahabat dalam kehidupannya bukan menjadi musuhnya. (Supartono JW.07112020)
Demokrasi di Indonesia kini mati? Itulah fenomena yang kini mengemuka di Republik ini. Bahkan, pemimpin Indonesia, Presiden Jokowi dan DPR dianggap oleh mahasiswa di berbagai daerah nusantara telah mati hati nurani karena tak lagi mendengar aspirasi dan teriakan rakyat baik menyoal UU Cipta Kerja, UU KPK, dan UU lainnya yang tak memihak rakyat.
Saking kesalnya, malah ada ulama yang sampai menantang duel fisik kepada salah satu staf ahli di Istana Negara, karena terus mengumbar pernyataan yang menyakiti hati rakyat, diladeni secara cerdas intelektual sudah tak dapat meluluhkan pikiran dan mata hatinya yang sudah terkunci.
Bahkan, kebebasan berpendapat yang merupakan hak setiap individu di NKRI Negara Indonesia, sejak adanya UU ITE, sejumlah aktivis dan pihak yang dianggap menentang pemerintah ditangkap dengan tuduhan pelanggaran UU ITE.
Rasanya, kini pintu demokrasi memang hanya sekadar slogan, karena ketika rakyat beraspirasi melalui sebuah cara bernama kritik, hanya menjadi kata-kata yang numpang lewat. Bila kata-katanya salah atau melanggar ITE, maka jelas akan berurusan dengan yang menangkapi.
Pelajaran untuk rakyat
Mengapa kritik rakyat tak lagi didengar apa lagi dianggap oleh penguasa di negeri yang kini sedang diberikan amanah untuk memimpin karena dipilih oleh rakyat?
Di antara sebabnya, seperti yang sudah diungkap oleh berbagai kalangan, karena kepemimpinan di periode kedua Presiden Jokowi ini, sudah tak ada beban. Tak ada beban, mau rakyat masih mencintai atau membenci karena periode berikut sudah pasti tak menjadi Presiden.Â
Jadi, inilah saatnya untuk membikin segala sesuatu berdasarkan "sesuatu" yang bukan aspirasi rakyat, karenanya meski dianggap telah mati hati nurani, tak masalah.
Bila kini rakyat benar-benar telah menjadi saksi dari fenomena demokrasi di Indonesia yang dianggap telah mati, rakyat harus tetap sadar dan mawas diri. Rakyat tetap harus hidup dan melanjutkan kehidupan meski pemerintah dianggap tak lagi berpihak kepada rakyat.
Pelajaran dari ini semua, siapa pun rakyat, di dalam segala tindak tanduk perikehidupannya, jangan sekali-kali anti kritik, anti saran dan masukan. Sebab, tak akan ada kehidupan manusia yang berhasil tanpa diiringi kritik, masukan, dan saran.