Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terima Kasih PSSI, Pemain Timnas U-19 yang Belum Merumput akan Ditampilkan

25 September 2020   00:34 Diperbarui: 25 September 2020   06:37 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

STy pun berdalih,
"Rotasi ini kami lakukan dengan bertujuan kami dapat melihat perkembangan seluruh pemain saat tampil di lapangan. Kondisi pemain saat ini sudah siap menjalani laga uji coba," tambah pelatih asal Korea Selatan tersebut.

Ayo, Erlangga Setyo, Yofandani Damai, Muhammad Fadhil, Andre Oktaviansyah, Mohammad Kanu, dan Jack Brown, tunjukkan pada STy dan publik sepak bola nasional, bahwa kalian bukan sedang berwisata ke Kroasia, namun juga dapat diandalkan di Timnas U-19.

Jawab keraguan STy, ikuti irama permainan tim yang selama ini sudah tercipta. Andai faktanya setelah kalian diberikan kesempatan ternyata tak sesuai harapan, maka berbesar hatilah. Semoga STy salah, karena kalian ternyata dibutuhkan tim, dan telah dibiarkan duduk di bangku cadangan selama 5 laga.

Tunjukkan lagi di kesempatan saat berlaga di laga terakhir di Kroasia. Yang pasti, STy harus tahu, bahwa membiarkan 6 pemain selama 5 laga di bangku cadangan, uji coba jauh-jauh ke Eropa, adalah tidak bijak.

Terima kasih PSSI, akhirnya Anda "mampu" mengingatkan STy. Timnas U-19 masih proses, masih uji coba. Maka, coba dulu semua pemain. Lihat kemampuannya. Bila sudah tahu dan tidak memenuhi syarat dan standar STy, kan tinggal dicoret. Masa 5 laga, kasih waktu barang semenit dua menit saja tak rela?

Dan, bagi publik sepak bola nasional terutama pembina sepak bola akar rumput, cara STy ini jangan ditiru, sebab akan berdampak pada mental seorang pemain. Lebih baik, tidak memilih pemain yang tidak diinginkan atau tak standar, dari pada pemain menjadi korban pembunuhan karakter. Itu poin dan nilai edukasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun