Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ditahan Qatar di Laga ke-11, Karakter Asli STy Semakin Kita Pahami

21 September 2020   09:01 Diperbarui: 21 September 2020   09:08 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hargai perasaan pemain 

Ini adalah sejarah. Mungkin bukan saja untuk sepak bola Indonesia, tapi sepertinya juga untuk sepak bola dunia. Ada seorang pelatih, yang meski dalam laga uji coba, khususnya di Kroasia yang sudah memainkan 5 laga, masih ada pemain yang belum merumput semenit pun. Di mana logikanya? Sulit diterima nalar. STy terlalu "kasar" menghukum pemain yang dipilih dan dibawa, namun tak semenit pun memberikan kepercayaan pemain unjuk skill.

Satu sebab, mengapa STy masih juga belum memeberikan kesempatan pemain lain merumput, mungkin karena pakem 4-4-2 sehingga menjadikan STy menutup mata dan hati.

Fakta ini, sungguh sangat kontradiksi dengan tajuk TC dan uji coba, sebab tidak semua pemain diberikan kesempatan untuk tampil.

Kasihan para pemain yang terus disingkirkan dan dibunuh karakternya. Bagaimana kira-kira perasaan STy bila dia jadi salah satu dari pemain yang "tak dianggap?" Bahkan dicoba pun belum.

Semakin kontradiksi, STy ternyata punya rasa menyesal begitu Timnas kebobolan di menit akhir. Mengapa STy tidak menyesal, Timnas U-19 tidak menjebol gawang Qatar selama 90+4 waktu bermain, karena membiarkan pemain yang kurang kontributif terus berada di lapangan dan terus jadi pilihan?

Mengapa menyesal, katanya ini laga uji coba, masih proses. Coba simak penyesalan STy, dikutip dari situs resm PSSI.

"Sayang kami harus kebobolan di menit terakhir. Tetapi secara keseluruhan permainan kita membaik, stamina pemain juga semakin ciamik. Namun power pemain akan kita poles dan perbaiki lagi," kata Shin Tae-yong.

Mengapa STy tidak juga terbuka mata dan bilang " Sayang, saya ternyata membiarkan Timnas U-19 menghambat menang karena saya memaksakan pola 4-4-2, mengganti Beckam dengan David, dan terus membiarkan dua penyerang di lapangan sepanjang laga, padahal saya memahami kualitas pemain yang ada".

Bisa jadi, STy juga masih malu-malu kucing menggunakan kerangka pemain Timnas bentukan Fakhri Husaini secara utuh, agar publik sepak bola Indonesia dan dunia memahami, ini lho STy. Mungkin.

Kita tunggu laga uji coba ke-12  Timnas U-19. Apakah STy masih akan tetap keras kepala dan tak juga memberikan kesempatan pemain yang dibawa ke Kroasia hanya numpang latihan, makan-tidur, dan berpariwisata menjadi penonton di tribun?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun